Presiden Joko Widodo (Jokowi) memperalat militer dengan meminta untuk setia kepada pemerintah sah, padahal TNI hanya patuh dan tunduk kepada negara.
“Kalau meminta setia kepada pemerintah sah, itu sama saja memperalat militer. Itu sinyal agar militer mendukung dua periode Jokowi,” kata pengamat politik Ahmad Baidhowi kepada suaranasional, Jumat (6/10).
Kata Baidhowi, harusnya Presiden Jokowi meminta TNI untuk setia kepada negara dan bangsa. “TNI itu harus bertindak profesional, mengabdi hanya untuk negara dan sesuai pidato Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo di HUT TNI ke 72,” ungkap Baidhowi.
Menurut Baidhowi, Presiden Jokowi ingin memperlihatkan kepada lawan-lawan politik di 2019 bahwa militer ada di belakang untuk mempertahankan kekuasaan dua periode. “Setelah Jenderal Gatot pensiun besar kemungkinan Panglima TNI dipegang KSAU Marsekal Madya (Marsdya) Hadi Tjahjanto,” ungkapnya.
Ia mengatakan, publik pun sudah mengetahui, Hadi Tjahjanto mempunyai kedekatan dengan Jokowi ketika menjabat Komandan Lanud Adi Sumarno di tahun 2010-2011.”Hadi pun pernah menjadi Sekretaris Militer Presiden Jokowi pada akhir 2015 sampai awal 2016,” pungkas Baidhowi.
Presiden Jokowi mengingatkan Tentara Nasional Indonesia ( TNI) untuk setia kepada pemerintahan yang sah.
Hal ini disampaikan Jokowi saat menjadi inspektur upacara dalam peringatan Hari Ulang Tahun TNI ke-72 di Dermaga PT Indah Kiat, Cilegon, Banten, Kamis (5/10/2017) pagi
“Loyalitas negara itu kesetiaan kepada pemerintah yang sah,” ujar Jokowi di hadapan ribuan prajurit TNI yang hadir.