Minta Relawan Lawan Saracen, Jokowi Isyaratkan Lawan Pro Prabowo dan Muslim Cyber Army

Presiden Jokowi mengisyaratkan meminta pendukungnya melawan Muslim Cyber Army (MCA) dan Pro Prabowo dengan meminta memerangi Saracen.

“Saracen versi polisi dan opini yang dikembangkan itu pendukung Prabowo dan MCA,” kata pengamat politik Ahmad Yazid kepada suaranasional, Selasa (6/9).

Kata Yazid, setelah pernyataan Jokowi itu, akun medsos pendukung penguasa menyerang MCA dan Prabowo. “Tidak bijak Presiden Jokowi meminta memerangi Saracen karena sampai sekarang bentuknya tidak jelas,” ungkap Yazid.

Menurut Yazid, ruangan kepolisian untuk korban Saracen saja sepi dan tidak ada warga yang mengadu persoalan tersebut. “Kalau sepi dan tidak ada warga yang mengadukan artinya Saracen itu tidak jelas,” ungkap Yazid. 
 
Selain itu, Yazid mengatakan, pernyataan Jokowi itu mengisyaratkan hoax versi pemerintah akan dilindungi.

“Dan beberapa kali, pemerintah mengeluarkan hoax seperti divestasi Freeport 51 % tetapi dibantah Freeport, tetapi pemerintah membiarkan saja. Namun pendukungnya seolah-olah divestasi 51 % Freeport telah dilakukan,” ungkap Yazid.

Yazid mengkhawatirkan permintaan Jokowi terhadap relawan melawan Saracen memunculkan konflik sosial. “Muncul kegaduhan terus menerus sampai Pilpres 2019, bahkan bisa indikasi konflik sosial antara pendukung Jokowi dan oposisi,” papar Yazid. 

Jokowi meminta kelompok relawan Pro Jokowi (Projo) untuk merapatkan barisan memerangi pihak-pihak yang ingin memecah belah bangsa di media sosial.

“Jangan sampai ada yang coba-coba memecah belah, mengadu domba. Saracen-Saracenan itu harus dilawan kayak begitu. Itu memecah belah, sangat berbahaya bagi kita,” ujar Jokowi dalam sambutannya pada Rapat Kerja Nasional (Rakesnas) III Projo di Sports Mall, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Senin (4/9).