Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj layak disebut provokator dengan menyebut Full Day School menjadikan seseorang radikal.
“Semua dituding radikal, masjid ITB Salman pernah dituding radikal, sekarang FDS dituding menciptakan radikal, Kiai Said seorang provokator,” kata aktivis politik Rahman Simatupang kepada suaranasional, Selasa (15/8).
Kata Rahman, Kiai Said menjamin FDS menjadikan seseorang menjadi radikal tanpa kajian dan penelitian ilmiah. “Pernyataan Kiai Said itu sangat berbahaya. Dan tafsir radikal bisa jadi liar,” ungkap Rahman.
Menurut Rahman, saat ini kata radikal sudah menjadi negatif padahal punya arti yang positif. “Radikal itu berasal dari kata radic berarti mengakar. Pemahaman radikal artinya pemahaman yang mengakar,” papar Rahman.
Selain itu, menurut Rahman, penyataan Said itu bisa menuding Muhammadiyah yang notabene Mendikbud berasal mengajarkan Islam radilal. “Arahnya akan membongkar luka lama bahwa Muhammadiyah itu dari ajaran Wahabi yang radikal,” jelas Rahman.
KH Said Aqil Siradj menilai sistem full day school (FDS) tak akan mampu membangun karakter anak seperti yang dilakukan pesantren. Selama ini, pesantren juga diajarkan sejumlah ilmu pengetahuan umum seperti yang diajarkan di sekolah. Dalam pesantren diajarkan soal akhlak, menghormati orangtua, menghormati kiai, toleransi, solidaritas, serta gotong-royong.
“Karena full day school pulang sore, anak-anak tidak kenal akhlak. Maka saya jamin akan muncul generasi radikal,” kata Kiai Said, Jakarta, Kamis (10/8).