Bahtsul Masail GP Ansor untuk Memperkuat Dukungan ke Ahok

Bahtsul Masail GP Ansor (IST)
Bahtsul Masail GP Ansor (IST)

Hasil bahtsul masail GP Ansor dirumuskan para kiai muda dengan membolehkan pemimpin non muslim menjadi legitimasi kuat secara keagamaan mendukung Basuki Tjahaja Purnana (Ahok) di putaran kedua Pilkada DKI Jakarta.

Demikian dikatakan mantan anggota Komisi III DPR Djoko Edhi Abdurrahman kepada suaranasional, Jumat (17/3).

Kata Djoko, hasil putusan bahtsul masail GP Ansor sangat politis terutama jelang putaran kedua Pilkada DKI.

“Bukan rahasia umum mantan pengurus GP Ansor mendukung Ahok. Sebut saja Nusron Wahid, yang berduet dengan Sekjen Nasdem, Efendy Choiri (Gus Choi),” jelas Djoko Edhi.

Menurut Wakil Sekretaris Pemimpin Pusat Lembaga Penyuluhan dan Bantuan Hukum Nahdlatul Ulama, PBNU ini di lingkungan Syuriah PBNU ada Gus Ishomuddin yang terlihat memberikan dukungan terhadap Ahok.

Djoko Edhi mengatakan hasil bahtsul masail GP Ansor ingin menghilangkan takfiri kepada Ahok yang sedang berpekara kasus penistaan agama.

Menurut Djoko Edhi, bagaimana caranya agar kafir beratnya Ahok tidak ditakfiri. Itu subtansi. Misalnya diubah menjadi Ahok Islami. Ini beleid dream team. Sebab, untuk menjadi islami, harus berislam dulu. Lebih mudah sebenarnya menempuh jalan Ahoknya masuk Islam daripada dream team,” papar Djoko Edhi

Kata Djoko Edhi, bahtsul masail GP Ansor telah menerbitkan hukum baru yang mau-tak-mau berimplikasi luas terhadap PBNU, induknya.

“Ansor adalah Banom (Badan Otonom) PBNU. Dengan itu, Ansor memiliki otonomi yang memiliki kekuasaan untuk mengatur dirinya secara otonom. Menurut saya, tipologinya adalah otonomi khusus, bukan otonomi umum,” jelas Djoko Edhi.