Gubernur DKI Jakarta Basuki (Ahok) merupakan perwujudan dari neo Nazi dan sikapnya sangat fasis dan antikritik.
“Kalau dilihat situasi sekarang di mana Ahok dikondisikan orang suci dan didukung media dan buzzer mirip era Nazi dulu. Dulu era Hitler belum ada buzzer tetapi para pendukung selalu propaganda yang baik-baik,” kata pengamat politik Muslim Arbi kepada suaranasional, Kamis (14/4).
Kata Muslim, kepemimpinan Ahok itu yang arogan antikritik sangat berbahaya bagi demokrasi di Indonesia. “Dia merasa benar dan tidak mau mendengar pendapat orang lain. Ini berbahaya,” ungkap Muslim.
Muslim mengatakan, kaum intelektual yang mendukung Ahok termasuk membenarkan penggusuran menandakan telah matinya nilai demokrasi di Jakarta. “Saya lihat pelacur-pelacur intelektual yang membenarkan penggusuran ini telah melukai nilai demokrasi. Ini mirip di era Hitler di mana pelacur intelektual membenarkan kelakuan Hitler itu,” jelas Muslim.
Selain itu, ia mengatakan, anggota Teman Ahok yang sebagain anak muda tidak mengetahui era rezim represif Orde Baru. “Anak-anak muda yang ikut Teman Ahok ini hanya diperalat saja. Padahal di belakang ada kepentingan besar yang sangat berbahaya bagi bangsa Indonesia,” pungkas Muslim.