Fahri Hamzah yang dipecat dari keanggotaan PKS menandakan situasinya mirip Orde Baru di mana anggota legislatif langsung diberhentikan dengan alasan yang mengada-ada.
“Di era SBY Fahri yang kritis dibiarkan padahal saat itu PKS berada di kekuasaan. Kalau sekarang penguasa begitu takut dengan kritikan dari Fahri makanya memanfaatkan PKS untuk memecat,” ungkap pengamat politik Ahmad Yazid kepada suaranasional, Selasa (5/4).
Kata Yazid, pemecatan Fahri Hamzah sangat politis terlebih lagi PKS sedang mengincar kekuasaan setelah adanya isu reshuffle kabinet. “Tentunya perlu ada yang dikorbankan dan Fahri yang menjadi korbannya,” ungkap Yazid.
Selain itu, kata Yazid, sosok Fahri yang konsisten akan banyak dipinang partai politik setelah dipecat dari PKS. “Justru banyak partai-partai yang menginginkan sosok Fahri Hamzah. Memecat Fahri itu kesalahan fatal PKS,” jelas Yazid.
Presiden PKS Sohibul Iman secara resmi mengumumkan pemecatan tersebut.
“Majelis Tahkim memutuskan melalui putusan No.02/PUT/MT-PKS/2016 menerima rekomendasi BPDO yaitu memberhentikan Saudara FH dari semua jenjang keanggotaan Partai Keadilan Sejahtera,” ujar Sohibul Iman, Senin (4/4/2016)
Sohibul menuturkan, keputusan untuk memecat Fahri Hamzah dari PKS muncul pada sidang ketiga Majelis Tahkim yang digelar pada tanggal 11 Maret 2016.
Setelah menimbang dan memperhatikan berbagai hal terkait dengan rekomendasi BPDO atas perkara Teradu dan penyikapan Teradu Fahri Hamzah.