Pemerintah Indonesia melalui Kemenlu bisa meminta bantuan Ustadz Abu Bakar Ba’asyir untuk membebaskan 10 WNI yang disandera kelompok Abu Sayyaf di Filipina Selatan.
“Pernyataan Ustadz Abu Bakar Ba’asyir itu sangat didengar oleh kelompok Abu Sayyaf. Kalau hanya mengandalkan penyerbuan dan diplomasi secara formal sangat sulit,” kata pemikir Islam Muhammad Ibnu Masduki kepada suaranasional, Selasa (29/3).
Menurut Ibnu Masduki, Ustadz Abu Bakar Ba’asyir mempunyai peran dalam pembebasan wartawan Metro TV yang ditawan di Irak beberapa tahun lalu. “Walaupun peran Ustadz Abu tidak disorot media, tetapi pendiri Pesantren Al Mukmin Ngruki itu punya peran penting yang meminta penyandera untuk membebaskan wartawan Metro TV yang ditawan di Irak,” ungkap Ibnu Masduki.
Kata Ibnu Masduki, kelompok Abu Sayyaf yang menyandera WNI lebih banyak mendengar dari pernyataan Ustadz Abu Bakar Ba’asyir daripada pemerintah Indonesia ataupun Filipina.
“Untuk menghindari korban WNI yang disandira bisa melalui pendekatan yang dilakukan Ustadz Abu Bakar Ba’asyir,” ungkap Ibnu Masduki.
Ibnu Masduki mengatakan, pemerintah tidak perlu malu untuk meminta bantuan Ustadz Abu Bakar Ba’asyir walaupun penguasa telah menzaliminya. “Ustadz Abu Bakar akan tulus membantu pemerintah walaupun pemerintah menzalimi dengan tuduhan teroris yang tidak berdasar,” pungkas Ibnu Masduki.
Kelompok Abu Sayyaf diduga menyerang kapal tug boat Indonesia yang melayani rute Banjarmasin-Filipina dan menyandera 10 WNI, Sabtu (26/3).
Diduga sandera dibawa ke Pulau Basilan atau Sulu dengan boat milik kelompok separatis yang berbasis di kepulauan selatan Filipina tersebut.
Kabarnya pembajak sudah melakukan kontak dengan salah satu pihak otoritas Filipina. Mereka meminta tebusan 50 juta peso atau sekitar Rp 15 miliar.