Pasangan PDIP Ini Bisa Libas Ahok di Pilkada DKI Jakarta

Djarot-Charles (IST)
Djarot-Charles (IST)

Berdasarkan informasi yang beredar PDIP memunculkan Charles Honoris untuk mendampingi Djarot Saiful Hidayat (Wakil Gubernur DKI saat ini) untuk bertarung merebut DKI-1 pada Pilkada tahun 2017 nanti.

Kalau menjadi kenyataan, maka akan menyebabkan basis suara Ahok tercabik cabik, terpecah berdarah darah.

Charles Honoris adalah turunan Tionghoa generasi ketiga, masih sangat muda, usia 31 tahun. Anda mungkin akan mengerenyiitkan mata dan betanya (separuh berteriak): “ apa? 31 tahun?.” Masih bau kencur, kok mau dijadikan Wagub, DKI lagi. Ah, yang benar aja !

Eit, tunggu dulu. Secara akademis, Charles tak perlu diragukan. Studi SMA di Australia, kemudian melanjutkan study ke Jepang di bidang ilmu politik. Karena berlatar belakang ilmu politik, Charles “tak begitu” tertarik dengan dunia bisnis. Beliau lebih suka aktifitas social dan ikut politik praktis.

Sejak tahun 2012, Charles adalah ketua DPD Taruna Merah Putih DKI Jakarta, organisasi sayap kepemudaan PDI Perjuangan. Secara nasional, ketua Taruna Merah Putih adalah Maruarar Sirait. Setelah menunjukkan aktifitas dan kerjanya di organisasi afiliasi PDIP, Charles dianggap kader potensial, kemudian ditunjuk menjadi Caleg PDIP tahun 2014.

Ikut Pileg di Dapil DKI III, dianggap sebagai salah satu Dapil “neraka,” karena yang ikut bertarung diantaranya adalah senior PDIP Effendi Simbolon dan Ketua DPR RI Marzuki Alie (dari Partai Demokrat). Diluar dugaan, Marzuki terdepak dari senayan oleh politikus “ingusan” yang bernama Charles Honoris.

Meskipun sudah berkantor di Senayan, Charles tetap menjalin “network” dengan konglomerat. Seperti foto di bawah, terlihat sedang mendampingi Tahir, salah satu orang terkaya di Indonesia untuk menghadap presiden Jokowi di Istana Presiden. Ayah Charles, Luntungan Honoris tercatat sebagai 50 besar orang kaya Indonesia, dengan total kekayan sekitar Rp11 T (Sebelas Triliun Rupiah). Angka yang tak sedikit.

Djarot-Charles adalah kombinasi pas untuk menghadapi Ahok. Basis suara Ahok yang terdiri dari Non-muslim dan Tionghoa (sekitar 20%) akan tergerus habis oleh kemunculan Charles. Djarot sendiri punya potensi suara (35%) dari salah satu suku mayoritas di Jakarta. Dari segi dana, Ahok tidak ada apa apanya dibanding dengan Ayah, paman dan adik beradik Charles (kalau dijumlahkan bisa ribuan triliun).