Rio Haryanto temui Jokowi, minta dana Sponsor

Pembalap Indonesia di GP2, Rio Haryanto - Foto:viva.co.id
Pembalap Indonesia di GP2, Rio Haryanto – Foto:viva.co.id

Rio Haryanto Pembalap muda Indonesia, hari ini bertemu dengan Presiden Joko Widodo, di Istana Negara, Kamis 13 Agustus 2015.

Rio meminta dukungan kepada Presiden agar turut membantunya mencarikan dana untuk mengantarkannya ke GP Formula Satu (F1).

Rio datang tidak sendiri, ia bersama Dwi Sutjipto, Direktur Utama Pertamina. Rio mengatakan keluh kesahnya kepada Jokowi, karena selama ini hanya Pertamina yang menjadi sponsor tunggal bagi Rio. Padahal untuk masuk ke F1, dia membutuhkan dana yang cukup besar.

“Saya sangat terima kasih atas waktu Presiden. Pertemuannya berlangsung sangat positif, di mana Bapak melihat ada prospek ke F1 dan Bapak mendukung saya bisa naik ke F1. Dan kita tetap berharap juga kepada pihak yang lain untuk mewujudkan Indonesia masuk ke F1. Hal ini akan jadi sejarah, tidak hanya buat saya, tapi juga Indonesia. Jadi sangat positif,” ucap Rio di Istana Kepresidenan.

Baca juga:  Lorenzo Menangi MotoGP Mugello Itali, Iannone Kedua

Pertamina tahun ini menganggarkan dana 1,7 Euro atau sekitar Rp30 miliar untuk sponsorship terhadap Rio. Seperti diketahui untuk bisa masuk F1, paling tidak membutuhkan dana sekitar 15-20 juta Euro. Dana itu nanti digunakan untuk melakukan kontrak dengan salah satu tim F1 papan atas.

Setelah pertemuan ini, kabarnya Jokowi meminta kepada Rini Soemarno Menteri BUMN untuk membantunya mencarikan dana untuk Rio.

“Bu Rini yang punya networking cukup banyak pengusaha-pengusaha yang lain, industri yang lain untuk mendapat dukungan. Karena Pertamina sudah cukup besar selama ini memberi dukungan, mudah-mudahan untuk F1 tidak hanya pertamina. Hal ini memiliki aspek promosi internasional kita dorong,” ucap Dwi Sutjipto.

Baca juga:  Rossi Juara MotoGP Silverstone, Marquez Terjungkal

Saat ini Rio sendiri mengakui bahwa sudah ada tiga tim yang memberikan penawaran padanya untuk ikut F1. Namun, dia membutuhkan dana untuk ikut ke dalam salah satu tim itu.

“Tentu tiga tim ada budget yang berbeda, wajar tim yang lebih bagus akan butuh dana lebih besar, karena mereka mengembangkan mobil lebih bagus. Lebih bagus, maka dana butuh lebih,” tutup Rio.