Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengingatkan masyarakat untuk tidak mudah diadu domba seiring dengan fenomena yang terjadi akhir-akhir ini.
“Realita hari ini, orang gampang dibenturkan, ya. Orang merasa sayalah (diri sendiri, red.) yang paling benar, anda (orang lain, red.) salah,” katanya di Semarang, Jumat malam.
Hal tersebut diungkapkannya di sela Puncak Perayaan Natal 2016 dan Tahun Baru 2017 Provinsi Jateng yang digelar di Gedung Gradhika Bakti Praja di Kompleks Gubernuran Jateng, Semarang.
Menurut dia, perasaan paling benar itu kemudian dibumbui dengan sesuatu yang menjadikan propaganda yang entah benar atau tidak, tetapi bisa menyulut rasa saling benci.
“Muncullah kebencian, dengan kemudian (berita, red.) ‘hoax-hoax’ itu dimunculkan. Bangsa ini tidak boleh tercabik-cabik. Kita semuanya harus merawatnya dengan baik,” katanya.
Ia menegaskan Republik Indonesia tidak dilahirkan atau dibidani oleh satu kelompok saja, melainkan dibidani lahirnya oleh banyak orang, baik dari berbagai suku maupun agama.
“Kenapa harus saling memaksakan? Yang mayoritas tidak boleh menindas, sementara yang minoritas bisa berdialog. Masing-masing (kelompok, red.) harus tahu diri hidup dalam NKRI,” katanya.