Tokoh intelijen Indonesia meninggal dunia di RS Fatmawati Jakarta Selatan, Kamis (6/11/2025). Suripto selama ini dikenal mengalami sejumlah penyakit dan berusia sepuh. Namun semangatnya untuk berdakwah sangat kuat.
Suripto, yang dikenal luas sebagai mantan Kepala Badan Koordinasi Intelijen Negara (Kabakin), adalah tokoh senior dalam dunia intelijen dan pemerintahan Indonesia. Lahir di Pekalongan, Jawa Tengah, ia memiliki latar belakang pendidikan yang kuat di bidang hukum dan administrasi publik, yang menjadi fondasi kariernya yang panjang dan beragam. Sebelum memasuki dunia intelijen, Suripto dikenal sebagai akademisi dan aktivis yang menaruh perhatian besar pada isu-isu sosial dan politik di tanah air.
Karier Suripto di pemerintahan mulai menanjak ketika era reformasi bergulir. Ia dikenal sebagai sosok yang dekat dengan tokoh-tokoh penting pergerakan dan memiliki jaringan luas di berbagai lapisan masyarakat. Pengalamannya sebagai aktivis dan pemikir membuatnya dipandang sebagai figur yang memahami denyut nadi politik di Indonesia, menjadikannya pilihan yang relevan untuk menduduki posisi strategis di lembaga intelijen yang saat itu sedang bertransformasi.
Setelah masa baktinya di Bakakin usai, Suripto tidak lantas pensiun dari panggung politik dan publik. Ia tetap aktif sebagai pengamat politik, analis keamanan, dan sesekali memberikan pandangan kritis terhadap kebijakan pemerintah. Pandangan-pandangannya seringkali tajam dan berdasarkan pengalaman puluhan tahun di lapangan, membuatnya menjadi narasumber yang dicari oleh media dan akademisi untuk memahami dinamika politik dan keamanan di Indonesia
Suripto juga dikenal karena kedekatannya dengan tokoh-tokoh politik tertentu, termasuk dengan Prabowo Subianto. Ia beberapa kali muncul dalam struktur tim sukses atau sebagai penasihat dalam kontestasi politik, menunjukkan bahwa pengalamannya masih dianggap berharga dalam merumuskan strategi politik dan keamanan. Kehadirannya seringkali menjadi simbol jembatan antara generasi intelijen lama dengan dinamika politik yang lebih baru dan terbuka.
Dalam beberapa tahun terakhir, meskipun usianya semakin bertambah, Suripto tetap aktif mengemukakan pandangannya melalui forum diskusi, seminar, atau media sosial. Fokus perhatiannya sering beralih ke isu-isu kedaulatan pangan, ekonomi kerakyatan, dan ancaman geopolitik yang dihadapi Indonesia, menunjukkan kepeduliannya yang luas terhadap masa depan bangsa di luar isu intelijen sempit.
Secara keseluruhan, Suripto adalah veteran intelijen yang transformatif. Profilnya yang mencakup aktivis, akademisi, kepala lembaga intelijen, dan kini pengamat senior, menjadikannya salah satu figur penting dalam sejarah politik kontemporer Indonesia. Warisannya adalah upaya untuk profesionalisasi intelijen di era reformasi dan kontribusinya yang berkelanjutan dalam wacana publik mengenai keamanan dan masa depan Indonesia.





