Koordinator Laskar Cinta Jokowi, Suhandono Baskoro, menilai langkah Budi Arie Setiadi yang kini dianggap mengkhianati Presiden ke-7 Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi), akan segera berbalik menjadi bumerang. Dalam pernyataannya yang disampaikan kepada wartawan di Jakarta, Suhandono menegaskan bahwa “tak lama lagi Budi Arie akan masuk bui,” mengacu pada dugaan keterlibatan dan perlindungan terhadap praktik judi online (judol) yang kini tengah disorot tajam publik dan aparat penegak hukum.
Suhandono menyebut bahwa sosok Budi Arie yang dahulu dikenal sebagai relawan militan Jokowi kini justru menampilkan wajah berbeda setelah dipercaya memimpin Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo). Ia menilai Budi Arie telah berubah dari seorang pejuang relawan menjadi figur yang abai terhadap moral dan arah politik kebersamaan yang selama ini dijaga oleh relawan Jokowi.
“Dia lupa siapa yang mengangkatnya. Lupa siapa yang memberinya kesempatan duduk di kursi menteri. Dan lebih parah, lupa pada amanah rakyat yang dulu mempercayai gerakan relawan Jokowi sebagai simbol kejujuran dan gotong royong,” kata Suhandono, Selasa (4/11/2025).
Menurut Suhandono, perubahan sikap Budi Arie yang kini tampak menjauh dari garis politik Jokowi adalah bentuk pengkhianatan terhadap nilai dan semangat yang selama ini diusung oleh para relawan.
Suhandono juga menyinggung kasus besar yang kini menyeret nama Budi Arie, yakni dugaan keterlibatan dalam praktik perlindungan jaringan judi online. Ia menyebut bahwa sejumlah informasi yang beredar di internal aparat hukum menunjukkan bahwa investigasi terkait aliran dana dan aktivitas server judi online di bawah pengawasan Kominfo sudah memasuki tahap sensitif.
“Informasi yang kami dapat, kasus ini bukan lagi sekadar gosip. Sudah banyak data yang dikumpulkan aparat. Beberapa pihak di lingkaran kementerian juga sudah diperiksa,” ujarnya.
Ia menambahkan, Laskar Cinta Jokowi mendukung penuh langkah penegak hukum untuk menelusuri seluruh aliran dana dan jaringan komunikasi yang terlibat dalam praktik ilegal tersebut.
“Kami ingin hukum berjalan tanpa pandang bulu. Siapa pun yang terlibat harus bertanggung jawab. Termasuk jika itu seorang menteri yang dulu lahir dari rahim relawan Jokowi,” tegasnya.
Lebih jauh, Suhandono mengingatkan agar Budi Arie tidak menggunakan nama besar Jokowi sebagai tameng dalam menghadapi sorotan publik dan proses hukum yang mungkin menantinya.
“Selama ini, Budi Arie sering membawa nama Jokowi untuk melindungi kepentingan politiknya. Tapi sekarang semua orang tahu, Jokowi sudah tidak di lingkar kekuasaan. Jangan jadikan nama Jokowi sebagai pelindung dari dosa-dosa politik atau hukum,” katanya.
Menurut Suhandono, kesalahan besar Budi Arie bukan hanya soal dugaan kasus hukum, tetapi juga karena telah menggerus citra gerakan relawan yang dulu solid dan militan mendukung Jokowi. “Kami di lapangan merasa dikhianati. Dulu kami turun tangan, gotong royong, berkorban waktu dan tenaga. Tapi setelah duduk di kekuasaan, mereka lupa pada idealisme,” ujarnya.
Laskar Cinta Jokowi, yang merupakan salah satu kelompok relawan aktif sejak 2014, kini mendorong agar publik tak lagi terjebak dalam citra lama Budi Arie sebagai aktivis relawan. Mereka meminta aparat untuk menindaklanjuti seluruh laporan yang berkaitan dengan dugaan keterlibatan Budi Arie dalam praktik judi online dengan profesional dan transparan.
“Kalau memang bersih, buktikan. Tapi kalau terbukti bersalah, ya harus siap masuk bui. Tidak ada yang kebal hukum,” tegas Suhandono.
Ia juga mengingatkan bahwa Jokowi sendiri dikenal sebagai sosok yang tegas dan tidak akan melindungi siapa pun yang menyelewengkan amanah. “Pak Jokowi tidak pernah main-main dengan urusan moralitas dan hukum. Beliau pasti kecewa berat kalau tahu orang yang dulu bersamanya justru mencoreng perjuangan dengan cara-cara seperti itu.”
Bagi Suhandono dan Laskar Cinta Jokowi, perjuangan mereka bukan sekadar soal kekuasaan, tetapi tentang menjaga nama baik Jokowi dan nilai-nilai moral yang dulu menjadi dasar gerakan relawan. “Kami akan terus bersuara. Kami tidak mau nama Jokowi diingat karena pengkhianatan orang-orang yang dulu bersamanya,” tutup Suhandono.





