Di tengah upaya meningkatkan mutu dan daya saing pendidikan nonformal, Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Eskayede Kota Bogor menjalani proses akreditasi dari Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (BAN-PDM) Provinsi Jawa Barat, Senin (3/11/2025). Proses yang berlangsung penuh kesungguhan itu menjadi momentum penting bagi lembaga ini untuk menunjukkan konsistensinya dalam memberikan layanan pendidikan berkualitas bagi masyarakat.
Acara akreditasi berlangsung di lingkungan PKBM Eskayede dan dihadiri oleh sejumlah pihak terkait. Hadir sebagai asesor BAN-PDM, H. Nanang Saiful Anwar dan H. Lukman Nurhakim, yang melakukan penilaian langsung terhadap berbagai aspek kelembagaan. Turut hadir pula Firman Kusnadi, Lurah Babakan, yang menunjukkan dukungan pemerintah kelurahan terhadap eksistensi lembaga pendidikan masyarakat ini, serta Rochmat Sulaiman dari Dinas Pendidikan Kota Bogor selaku penilik pendidikan masyarakat. Para tutor PKBM Eskayede juga hadir, ikut menampilkan praktik pembelajaran yang selama ini mereka lakukan.
Proses akreditasi bukan sekadar formalitas administratif. Dalam praktiknya, asesmen ini menjadi momen reflektif bagi setiap pengelola PKBM untuk mengukur sejauh mana visi dan misi pendidikan nonformal dijalankan secara konsisten. BAN-PDM menilai berbagai komponen, mulai dari tata kelola lembaga, kurikulum, sarana dan prasarana, tenaga pendidik, hingga hasil pembelajaran peserta didik.
Ketua PKBM Eskayede, Dr. Zahid Mubarok, menegaskan bahwa lembaga yang dipimpinnya berkomitmen penuh terhadap peningkatan mutu. “Kami berharap bisa memperoleh akreditasi A. Sejak berdiri pada tahun 2009, PKBM Eskayede telah tiga kali menjalani akreditasi. Setiap proses kami jadikan pembelajaran untuk memperbaiki kekurangan dan memperkuat keunggulan,” ungkapnya.
Menurut Dr. Zahid, perjalanan panjang PKBM Eskayede tidak selalu mudah. Tantangan datang dari berbagai arah — mulai dari keterbatasan sarana, dinamika sosial ekonomi warga belajar, hingga adaptasi dengan perkembangan kurikulum nasional. Namun semua itu dihadapi dengan semangat pelayanan dan keikhlasan untuk memberdayakan masyarakat.
PKBM Eskayede dikenal sebagai salah satu pusat pendidikan masyarakat yang aktif di Kota Bogor. Lembaga ini membuka layanan Kejar Paket A (setara SD), Paket B (setara SMP), dan Paket C (setara SMA). Tak hanya itu, berbagai program keterampilan dan pemberdayaan masyarakat juga berjalan, mulai dari pelatihan wirausaha, tata boga, hingga literasi digital dasar.
“Banyak peserta kami berasal dari keluarga pekerja harian atau masyarakat yang putus sekolah. Mereka menemukan harapan baru di PKBM ini. Karena itu, kualitas layanan menjadi hal yang sangat kami jaga,” ujar salah satu tutor senior, yang telah mengajar lebih dari sepuluh tahun di Eskayede.
Dalam kegiatan sehari-harinya, suasana pembelajaran di PKBM Eskayede berlangsung dengan suasana kekeluargaan namun tetap profesional. Tutor berperan bukan hanya sebagai pengajar, tetapi juga pembimbing dan motivator yang membantu peserta didik menemukan kembali semangat belajarnya.
Keberhasilan PKBM Eskayede juga tak lepas dari dukungan berbagai pihak, termasuk pemerintah kelurahan dan Dinas Pendidikan Kota Bogor. Firman Kusnadi, Lurah Babakan, mengapresiasi kiprah PKBM Eskayede dalam membangun masyarakat berpendidikan.
“Kami melihat langsung bagaimana PKBM Eskayede memberikan dampak nyata di wilayah ini. Banyak warga yang akhirnya bisa menyelesaikan pendidikan mereka, bahkan ada yang melanjutkan ke perguruan tinggi. Pemerintah kelurahan akan terus mendukung kegiatan positif seperti ini,” ujar Firman.
Sementara itu, Rochmat Sulaiman dari Dinas Pendidikan menilai proses akreditasi ini sangat penting untuk menjaga kualitas pendidikan nonformal di tingkat kota. Menurutnya, PKBM memiliki peran strategis dalam mendukung program wajib belajar dan pemerataan kesempatan pendidikan.
“BAN-PDM tidak hanya menilai dokumen, tapi juga memastikan proses pembelajaran berjalan sesuai standar mutu. Eskayede adalah salah satu contoh PKBM yang konsisten membangun sistem belajar yang berkelanjutan,” katanya.
Dengan pengalaman lebih dari satu dekade, PKBM Eskayede kini tengah bertransformasi menuju lembaga pembelajaran berbasis digital. Beberapa materi pembelajaran sudah mulai menggunakan pendekatan daring dan multimedia sederhana agar lebih menarik bagi generasi muda.
Dr. Zahid Mubarok menuturkan bahwa inovasi merupakan keharusan jika PKBM ingin tetap relevan. “Kebutuhan masyarakat terus berubah. PKBM tidak boleh tertinggal. Kami sedang mengembangkan sistem informasi akademik sederhana agar data peserta, hasil belajar, dan kegiatan pembelajaran dapat terdokumentasi dengan baik,” jelasnya.
Ia menambahkan, akreditasi ini bukan tujuan akhir, tetapi bagian dari perjalanan panjang membangun lembaga yang kredibel dan berdaya guna. “Akreditasi A akan menjadi bentuk pengakuan, tetapi yang lebih penting adalah keberlanjutan manfaat bagi masyarakat,” tutupnya.
Di tengah gempuran era digital dan meningkatnya kesenjangan pendidikan, PKBM seperti Eskayede menjadi garda terdepan dalam membuka kembali peluang bagi mereka yang sempat tertinggal. Melalui komitmen, kerja keras, dan dukungan banyak pihak, lembaga ini menunjukkan bahwa pendidikan nonformal bukan alternatif, melainkan pelengkap penting dalam sistem pendidikan nasional.
Dengan proses akreditasi yang kini sedang berjalan, PKBM Eskayede menatap masa depan dengan keyakinan baru: menjaga mutu, memperluas akses, dan terus berinovasi demi masyarakat yang lebih berdaya dan berilmu.





