Politikus Demokrat Sebut Habaib Sering Palsukan Makam dan Rusak Negara

Politikus Partai Demokrat, Rommi Irawan, melontarkan pernyataan kontroversial yang kini menjadi sorotan publik. Dalam komentarnya yang beredar luas, Rommi menuding bahwa sejumlah habaib kerap memalsukan makam dan bahkan disebutnya sebagai pihak yang “merusak negara”.

Rommi menyampaikan sindiran tajam dengan nada sarkastik.

“Habaib palsukan pesawat, tidak bisa. Atau belum mampu. Yang bisa dipalsukan hanya makam,” ujar Rommi sambil berseloroh, Ahad (12/10/2025).

Pernyataan tersebut sontak memancing reaksi di berbagai kalangan. Sebagian menilai tudingan Rommi terlalu keras dan berpotensi menimbulkan gesekan sosial, sementara yang lain menilai itu sebagai bentuk kritik terhadap praktik manipulasi simbol keagamaan yang dianggap kerap terjadi di masyarakat.

Istilah habib sendiri merujuk pada tokoh agama keturunan Nabi Muhammad SAW yang dihormati di Indonesia. Dalam tradisi masyarakat, habaib sering menjadi panutan dan pembimbing spiritual. Karena itu, tudingan terhadap kelompok ini tergolong sangat sensitif dan berpotensi memicu polemik di kalangan umat Islam.

Baca juga:  Gus Nuril: Nasib Habaib Bisa seperti Orang PKI yang Disembelih

Menurut Rommi, praktik “pemalsuan makam” yang ia singgung diduga berkaitan dengan klaim sejarah atau nasab keturunan yang tidak sesuai fakta.

Sejumlah kalangan menilai pernyataan Rommi berlebihan dan berpotensi mengganggu kerukunan umat beragama. Beberapa tokoh ormas Islam juga mengingatkan agar elite politik tidak mengumbar tudingan tanpa dasar.

Pengamat sosial keagamaan Rokhmat Widodo menilai, jika Rommi memiliki data valid tentang adanya praktik penipuan makam atau klaim nasab palsu, sebaiknya ia menyerahkannya kepada aparat penegak hukum, bukan melalui pernyataan publik yang dapat menimbulkan keresahan.

“Isu habaib, makam, dan nasab sangat sensitif di Indonesia. Tuduhan tanpa bukti hanya akan memperkeruh suasana dan menimbulkan perpecahan,” ujarnya.

Baca juga:  Bela Habib dan Buat Pernyataan Blunder, Politikus Demokrat Minta Prabowo Pecat Nusron Wahid

Secara hukum, tudingan semacam ini bisa berbuntut panjang. Jika terbukti benar, tentu akan menjadi temuan penting terkait penipuan publik. Namun sebaliknya, jika tidak terbukti, Rommi bisa terancam dilaporkan dengan tuduhan pencemaran nama baik.

Rokhmat menilai, dalam konteks politik, pernyataan semacam ini sering dimanfaatkan untuk menyerang kelompok tertentu. Karena itu, klarifikasi terbuka menjadi hal penting agar tidak menimbulkan kesalahpahaman di masyarakat.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan resmi dari pihak yang mewakili komunitas habaib, seperti Rabithah Alawiyah atau ormas Islam lainnya. Begitu juga dari pihak Partai Demokrat, belum ada pernyataan apakah ucapan Rommi bersifat pribadi atau mewakili sikap partai.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News