Habib Umar Alhamid Serukan Tobat Nasional: Ingat, Rekayasa Allah Tak Bisa Kalian Lawan!

Ketua Umum Generasi Cinta Negeri (Gentari), Habib Umar Alhamid, menyampaikan seruan keras agar bangsa Indonesia segera melakukan tobat nasional. Seruan ini, bukan sekadar ajakan spiritual, melainkan juga panggilan moral dan kebangsaan di tengah kondisi rakyat yang semakin sulit dan keadaan bangsa yang semakin ruwet.

Habib Umar menegaskan bahwa bertaubat adalah bentuk komitmen seseorang kepada Allah SWT untuk kedepannya tidak melakukan dosa-dosa kembali. Dan untuk mereka yang pernah berbuat harus menyerahkan diri untuk dihukum atau mengembalikan hasil yang bukan haknya pada masa lalu, yang menjadikan beban bagi negara dan rakyat, yang saat ini turut dipikul oleh pemimpin yang sedang berkuasa .

“Oleh karena itu, Presiden dan jajarannya serta pejabat negara saat ini harus berani mengakui, menyesali, dan memperbaiki kesalahannya yang telah mereka lakukan dan membuat kesengsaraan bagi rakyat di karenakan ekonomi negara atau pemerintah kian sulit,” ujar Habib Umar Alhamid Kepada wartawan, Rabu (17/9/2025).

Baca juga:  Ingatkan Elite Parpol, Habib Umar Alhamid: Jangan Menjadi Parpol Bebek!

Menurut Habib Umar, sebaiknya pemerintah saat ini segera melakukan evaluasi kinerja para pembantunya. Carilah pembantu (menteri-red) yang betul-betul ikhlas bekerja untuk mendorong ‘clean coverner’ (bersih-bersih), dan para menteri tersebut harus yang punya trak record yang baik. Jadi perlu langkah yang bijak untuk menganti mereka dengan yang profesional. Indonesia saat ini harus lepas dari para pendosa masa lalu.

“Saya pikir mereka harus mengerti, bagimana kondisi bangsa saat ini. Bukan menunggu keterpurukan atau sebuah kehancuran negara. Hukum harus dapat segera ditegakkan untuk siapapun dia,” jelasnya.

Dalam pandangan Habib Umar, sosok Presiden Prabowo adalah sosok yang baik, jujur serta bijaksana. beliau (Prabowo) selalu memberi budi asih terhadap kawan dan belum pernah berhutang budi dengan siapapun. Misalnya, Presiden ke 7 Jokowi justeru dinobatkan menjadi gubernur Jakarta. Dan pada akhirnya beliau (Jokowi) bersekongkol dengan para bandit menjegal Prabowo di Pilpres 2014 dan 2019.

“Ada yang mengatakan, orang bodoh dan orang baik bedanya tipis jika tidak jeli orang baik dianggap orang bodoh. Karena Prabowo sosok yang terlalu baik jadi tidak heran jika beliau selalu lambat dalam mengambil keputusan dikarenakan pertimbangkan dalam segala hal,” jelas Habib Umar.

Baca juga:  Sejarah Mencatat, Etika Politik Jokowi Tak Lazim dan Mencoreng Demokrasi

Dikatakan Habib Umar, sejatinya beliau (Prabowo) masih menaruh kepercayaan terhadap kawan kawannya yang ada di kabinet untuk satu perubahan terhadap bangsa dan negara yang dipimpinnya.

“Untuk itu, saya berpesan untuk Presiden Prabowo. Pertama, tidak ada kawan didalam kekuasaan. Kedua, mengambil keputusan jangan terlalu banyak pertimbangan. Dan yang ketiga, perlu renungan dalam memperbaiki diri sendiri. Tiada gading yang tak retak, dan ‘aku ciptakan manusia yang selalu berbuat dosa dan kekhilafan’,” tuturnya.

“Maka bertobatlah sebelum pintu taubat tertutup bagi kalian semua. Saya minta kepada Presiden Prabowo untuk segera melakukan ‘Tobat Nasional’.Ingat, rekayasa Allah tak bisa kalian lawan,” katanya.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News