Warga Lamongan Mengeluh Krisis Air Bersih, PDAM Dinilai Lalai Beri Informasi

Warga di kawasan Kecamatan Mantup hingga Kecamatan Tikung, Kabupaten Lamongan, dibuat kecewa dan resah akibat kesulitan mendapatkan pasokan air bersih sejak beberapa hari terakhir. Hingga Jumat (8/8), aliran air belum juga kembali normal, membuat kebutuhan memasak, mandi, dan mencuci terhenti total.

Menurut keterangan resmi Perumda Air Minum Kabupaten Lamongan, gangguan terjadi akibat perbaikan kebocoran pada pipa transmisi JDU berdiameter 600 mm milik PT Air Bersih Jatim (Perseroda) di Dusun Ngabar, Kecamatan Gedeg, Kabupaten Mojokerto. Perbaikan dijadwalkan dimulai Rabu (6/8) pukul 09.00 WIB dengan estimasi pengerjaan 24 jam.

Namun, kenyataan di lapangan menunjukkan gangguan pasokan air sudah berlangsung sejak tiga hari sebelum pengumuman resmi disampaikan. Minimnya informasi membuat warga geram dan berinisiatif mengadu kepada media agar keluhan mereka tersampaikan ke pihak PDAM.

Baca juga:  Kecelakaan Kerja di PT Han Jaya Perkasa Lamongan: Jari Putus, Hak Pekerja Terabaikan

“Seharusnya kami diberi pemberitahuan lebih awal agar dapat mengantisipasi, misalnya dengan menampung air. Ini baru diinfokan setelah tiga hari air mati,” keluh sejumlah warga.

Di Perumahan Griya Permata Insani (GPI), Kecamatan Tikung, warga terpaksa membeli air galon atau menimba air dari sumur tetangga demi memenuhi kebutuhan sehari-hari. Agus, salah satu warga GPI, menegaskan bahwa air bersih adalah kebutuhan dasar.

“Air bersih itu kebutuhan pokok, bukan kemewahan. Kami harap distribusi bisa kembali normal sesegera mungkin,” ujarnya.

Pengamat kebijakan publik, Gunawan, mengingatkan bahwa air bersih merupakan hak dasar warga negara yang dijamin Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.

Baca juga:  Demokrat Lamongan Rayakan HUT ke-24 dengan Bhakti Sosial dan Konsolidasi Partai

“Setiap konsumen berhak mendapat pelayanan yang nyaman, aman, dan pasti. Penyedia layanan wajib memberikan informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif,” tegasnya.

Gunawan menilai, Perumda Air Minum Kabupaten Lamongan seharusnya memiliki mekanisme tanggap darurat, seperti penyediaan air bersih menggunakan mobil tangki dan pemberitahuan dini kepada warga. Ia juga mengimbau instansi terkait untuk turut membantu penyediaan air bersih selama perbaikan berlangsung.

Hingga berita ini diterbitkan, warga di wilayah selatan Lamongan masih menanti aliran air kembali normal.
Pewarta: Hadi Hoy

 

Simak berita dan artikel lainnya di Google News