Pendapatan Trilunan, Air PAM Jaya Bau “Moya” Seperti Comberan

Pelayanan air bersih oleh PAM Jaya yang bekerja sama dengan PT Moya Indonesia kembali dikeluhkan warga. Alih-alih mendapat air bersih dan jernih seperti dijanjikan, warga justru menerima air berbau tak sedap, berwarna keruh kehitaman, dan menyerupai air comberan. Tak heran, istilah air berbau “Moya” kini ramai digunakan masyarakat untuk menyindir kondisi tersebut.

Kondisi ini dikeluhkan oleh ratusan warga di tiga RW wilayah Kelurahan Kapuk Muara, Penjaringan, Jakarta Utara. Mereka mengaku sudah tiga hingga lima bulan terakhir menerima suplai air yang kotor, berbau, dan kadang tidak mengalir sama sekali.

“Airnya bau, warnanya keruh, tidak layak dipakai, apalagi untuk minum atau masak,” ujar Haji Zaelani, tokoh masyarakat setempat.

Hal serupa juga disorot oleh Direktur Eksekutif Center For Budget Analysis (CBA), Uchok Sky Khadafi. Inilah hasil dari proses petunjukan langsung kepada Moya yang tidak Transparan. Ditambah kualitas manajemen PAM Jaya yang masih kurang memberikan layanan optimal, padahal pendapatan perusahaan tersebut sangat besar.

“Rata-rata pendapatan PAM Jaya dari tahun 2019 hingga 2024 selalu di atas Rp2 triliun. Tahun 2023 saja, laba tahun berjalan mencapai Rp1,2 triliun. Tapi kok air yang keluar malah berbau ‘Moya’ seperti comberan? Ada yang salah dalam pengelolaan ini,” ujar Uchok Sky dalam keterangannya, Jumat (17/7/2025).

Ia juga mengingatkan agar pengelolaan PAM Jaya tidak seperti pengelolaan bansos di Perumda Pasar Jaya yang diduga menyimpan skandal korupsi sebesar Rp2,8 triliun. “Sudah jadi rahasia umum di DKI Jakarta,” tambah Uchok.

Hingga berita ini diturunkan, pihak PAM Jaya belum memberikan tanggapan resmi terkait keluhan warga dan kritik publik terhadap kualitas air bersih di Jakarta Utara. Sementara warga berharap ada tindakan cepat dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan instansi terkait agar suplai air kembali layak digunakan.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News