Tak Berani Berdiskusi dengan Josua Sinambela, Pecinta Jokowi Sejati: Rismon Pakar Digital Forensik Abal-abal

Kontroversi mengenai ijazah mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali memanas. Kali ini, bukan hanya soal dokumen yang diperdebatkan, tetapi juga tentang keberanian para pihak yang melontarkan tudingan. Koordinator Pecinta Jokowi Sejati, Sutikno Wardono, melontarkan kritik keras kepada Rismon Sianipar, yang selama ini mengklaim diri sebagai pakar digital forensik.

Sutikno menyebut Rismon sebagai “pakar digital forensik abal-abal” karena dianggap tidak berani menghadapi Josua Sinambela, seorang pakar digital forensik yang dikenal sebagai loyalis Jokowi sejati, dalam forum terbuka.

“Kalau memang Rismon yakin dengan temuannya, kenapa dia tidak mau berdiskusi terbuka dengan Josua Sinambela? Josua itu pakar digital forensik yang benar-benar menguasai bidangnya. Bukan abal-abal seperti yang cuma bicara sepihak,” tegas Sutikno kepada wartawan, Senin (2/6).

Josua Sinambela bukan nama baru di dunia digital forensik Indonesia. Dia dikenal luas sebagai salah satu ahli yang kerap dimintai pendapat dalam kasus-kasus besar, mulai dari pembobolan data, investigasi jejak digital, hingga autentikasi dokumen elektronik. Reputasinya sebagai profesional di bidang digital forensik membuat Josua sering tampil di forum nasional maupun internasional.

Baca juga:  Jahatnya Jokowi Sekeluarga

Menurut Sutikno, Rismon selama ini hanya berani bicara melalui media sosial atau potongan-potongan video, tanpa mau menyodorkan bukti dalam forum akademis atau diskusi netral. “Kalau hanya bicara sepihak, siapa pun bisa. Tapi kalau sudah berhadapan dengan ahli sesungguhnya seperti Josua, dia pasti tidak berani,” katanya.

Sutikno menegaskan bahwa Pecinta Jokowi Sejati tidak sekadar membela Jokowi karena fanatisme, tetapi karena ingin menjaga agar diskursus publik tetap sehat. “Kami tidak mau publik disesatkan dengan analisis yang tidak kredibel. Kalau mau uji bukti, ayo. Jangan cuma sensasi,” ucapnya.

Sutikno, menilai persoalan ini semakin memperlihatkan bagaimana isu-isu sensasional bisa memecah perhatian publik. Menurutnya, polemik ijazah Jokowi sudah berkali-kali dibahas, bahkan oleh lembaga-lembaga resmi seperti KPU, namun tetap muncul ulang karena sebagian pihak memanfaatkan celah persepsi.

Baca juga:  Asyik Dapat Dua Jabatan Nih, PDIP tak Berani Ganti Puan di DPR

“Yang dibutuhkan sekarang adalah forum terbuka, debat berbasis data, bukan lagi perang opini di media sosial. Kalau Josua sebagai pakar digital forensik sudah menyatakan siap, mestinya pihak-pihak yang menuduh juga mau hadir,” ujarnya.

Sutikno memastikan bahwa organisasi Pecinta Jokowi Sejati akan terus mengawal isu ini, termasuk mendorong terwujudnya diskusi ilmiah terbuka. “Kami siap mendampingi Josua. Kami juga siap mendorong media besar atau lembaga independen untuk memfasilitasi debat ini. Jangan sampai publik terus diombang-ambingkan oleh kabar tidak jelas,” tegasnya.

Hingga berita ini diturunkan, media ini telah berupaya menghubungi Rismon Sianipar untuk dimintai tanggapan soal tantangan debat terbuka, tetapi belum mendapat jawaban resmi. Beberapa unggahan terakhir Rismon di media sosial justru menunjukkan bahwa ia lebih fokus merespons komentar netizen ketimbang menjawab tantangan diskusi dari Josua Sinambela.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News