KH Said Aqil Siradj: Jokowi Mempermainkan NU, Insya Allah Ada Balasannya

Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Said Aqil Siradj, mengungkapkan bahwa mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi)  tidak menginginkannya kembali memimpin organisasi Islam terbesar di Indonesia itu. Ia mengklaim bahwa hal tersebut menyebabkan kekalahannya dalam Muktamar NU di Lampung.

“Jokowi tidak senang kepada saya jika terpilih lagi menjadi Ketua Umum PBNU, maka di Muktamar Lampung saya harus kalah,” ujar KH Said Aqil dalam podcast dengan Akbar Faizal beberapa hari yang lalu.

KH Said Aqil kemudian membandingkan pengalamannya dengan peristiwa Muktamar NU 1994 di Cipasung, di mana Presiden Soeharto berupaya menghalangi KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) untuk kembali terpilih sebagai Ketua Umum PBNU.

“Saya tidak sebesar Gus Dur. Waktu Muktamar NU di Cipasung 1994, Soeharto juga berusaha menghalangi Gus Dur. Saat pembukaan muktamar, Soeharto memukul beduk, tetapi Gus Dur tidak diperbolehkan naik. Saat istirahat minum teh, Gus Dur ingin bergabung dengan Soeharto tetapi tidak diperbolehkan. Koran Kompas yang mendukung Gus Dur tidak boleh masuk ke Cipasung, sedangkan koran Pelita yang menjelekkan Gus Dur malah diizinkan beredar. Ada ancaman dan tekanan, tetapi Gus Dur tetap menang dan terpilih menjadi Ketua Umum PBNU,” paparnya.

Menurutnya, meskipun dirinya tidak sehebat Gus Dur dan akhirnya kalah dalam Muktamar NU di Lampung, ia tetap menerima kenyataan tersebut. Namun, ia menegaskan bahwa pihak yang mempermainkan NU tidak akan dibiarkan begitu saja.

“Catatan, yang mempermainkan NU, Insya Allah ada balasannya. Orang mempermainkan NU, Allah tidak akan membiarkan,” tegas KH Said Aqil.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News