Bertemu Sekjen Partai Komunis Vietnam, Pengamat Intelijen dan Geopolitik: Prabowo Ingin Kuatkan RI di Kawasan Laut China Selatan

Presiden Prabowo Subianto bertemu dengan Sekretaris Jenderal Partai Komunis Vietnam, To Lam, dalam sebuah pertemuan strategis yang dinilai memiliki implikasi besar terhadap posisi Indonesia di kawasan Laut China Selatan. Pengamat intelijen dan geopolitik, Amir Hamzah, menilai bahwa pertemuan ini merupakan langkah Prabowo untuk memperkuat posisi Indonesia dalam dinamika regional yang semakin kompleks.

Amir Hamzah menekankan bahwa Vietnam merupakan salah satu negara yang aktif dalam konflik Laut China Selatan dan memiliki kebijakan pertahanan yang tegas terhadap klaim sepihak China. Menurutnya, dengan menjalin hubungan lebih erat dengan Vietnam, Prabowo ingin menunjukkan bahwa Indonesia tidak tinggal diam terhadap perkembangan di kawasan tersebut.

“Vietnam adalah negara yang berani menghadapi tekanan China di Laut China Selatan. Dengan pertemuan ini, Prabowo bisa memperkuat koordinasi strategis antara Indonesia dan Vietnam dalam menjaga stabilitas kawasan,” ujar Amir Hamzah kepada redaksi www.suaranasional.com, Selasa (11/3).

Ia menambahkan bahwa Indonesia selama ini memiliki kebijakan luar negeri yang non-blok dan lebih memilih pendekatan diplomasi dalam menyelesaikan sengketa. Namun, kerja sama dengan Vietnam dapat memperkuat posisi tawar Indonesia dalam menghadapi berbagai dinamika geopolitik di ASEAN.

“Indonesia dan Vietnam memiliki kepentingan bersama dalam menjaga perairan di kawasan. Kerja sama di bidang pertahanan dan maritim bisa menjadi langkah konkret untuk memperkuat keamanan regional,” jelasnya.

Selain aspek pertahanan, Amir juga menyoroti kemungkinan kerja sama ekonomi yang lebih erat antara Indonesia dan Vietnam. Menurutnya, Vietnam saat ini merupakan salah satu kekuatan ekonomi utama di ASEAN yang dapat menjadi mitra strategis bagi Indonesia dalam menghadapi ketidakpastian global.

“Vietnam berkembang pesat dalam industri dan perdagangan. Prabowo tentu ingin membuka peluang kerja sama ekonomi yang lebih luas, terutama dalam bidang pertahanan dan manufaktur,” kata Amir.

Lebih lanjut, ia menilai bahwa pertemuan ini juga dapat berimplikasi terhadap persiapan Prabowo menjelang kepemimpinannya sebagai Presiden Indonesia 2024-2029. Dengan membangun hubungan kuat dengan negara-negara utama di ASEAN, Prabowo dinilai ingin memperkuat peran Indonesia sebagai kekuatan utama di kawasan.

“Ini adalah langkah strategis. Prabowo ingin memastikan bahwa Indonesia tetap menjadi pemain utama di kawasan, baik dalam aspek ekonomi, pertahanan, maupun diplomasi,” tutupnya.

 

 

 

 

 

Simak berita dan artikel lainnya di Google News