1. Pemanggilan Pemain Janggal
Pemanggilan pemain yang dilakukan Shin Tae-yong untuk Timnas Indonesia terbilang janggal. Seolah memiliki “anak emas”, Shin kerap memanggil pemain berdasarkan keakraban dan kedekatan. Pasalnya, Shin lebih memercayai pemain dengan menit bermain minim di klub seperti Pratama Arhan dan Marselino Ferdinan untuk masuk ke skuad Timnas Indonesia. Shin juga selalu memercayai Hokky Caraka yang kurang menunjukkan ketajaman. Meski tak selalu bermain, Hokky rutin masuk ke dalam skuad Tim Garuda.
2. Mencoret Eliano Reijnders
Keputusan “aneh” lain dari Shin Tae-yong adalah mencoret Eliano Reijnders dalam laga kontra China di Kualifikasi Piala Dunia 2026 pada Oktober lalu. Eliano yang baru dinaturalisasi dan debut satu babak saat melawan Bahrain pada laga sebelumnya, mendadak hilang dari susunan pemain inti dan cadangan. Shin hanya menyatakan bahwa Eliano tak cukup baik untuk tampil di Timnas Indonesia. Kalau tak cukup baik, kenapa dinaturalisasi?
3. Eksperimen Gagal Lawan China
Kekalahan dari China dengan skor 1-2 menjadi titik krusial di mana Shin Tae-yong mendapat kritik pedas dari suporter. Sebelum laga itu China menjadi juru kunci Grup C dengan 3 kekalahan beruntun. Rentetan hasil buruk itu berakhir saat melawan Indonesia. Keputusan Shin mencadangkan Thom Haye, memasang Asnawi Mangkualam, dan mencoret Eliano Reijnders dinilai kesalahan fatal hingga Garuda harus kalah.
4. Hancur Lebur di Piala AFF 2024
Piala AFF 2024 boleh jadi adalah turnamen terakhir Shin Tae-yong bersama Timnas Indonesia. Sayangnya, Shin gagal menutup kebersamaannya dengan hasil positif. Timnas Indonesia gagal lolos dari fase grup dan harus puas menempati posisi 3 Grup B dengan 4 poin dari 3 laga. Tim Garuda yang membawa mayoritas pemain U-22 dinilai tampil buruk sepanjang turnamen. Meski menang 1-0 atas Myanmar pada laga pembuka, Timnas Indonesia imbang 3-3 kontra Laos sebelum 2 kali kalah lawan Vietnam dan Filipina. Ini adalah hasil terburuk Timnas Indonesia di Piala AFF sejak 2014.
5. Miskin Taktik
Kritik dari pengamat dan suporter Timnas Indonesia muncul terhadap taktik yang diterapkan Shin Tae-yong bersama Tim Garuda. Pelatih 54 tahun itu dinilai “miskin taktik” dan tak bisa membuat para pemain Timnas Indonesia mengeluarkan permainan terbaik di lapangan. Ada ujar-ujar yang menyebut bahwa jika Shin Tae-yong mentok, dia akan mengandalkan strategi “lempar lembing” Pratama Arhan.
6. Tidak Bisa Bahasa Indonesia
Alasan yang satu ini tidak terlalu krusial, namun juga penting untuk chemistry dan kohesi Timnas Indonesia. Shin diketahui tak bisa berbahasa Indonesia dan hanya bisa sedikit mengucapkan kata dalam bahasa Inggris. Hal itu dinilai sebagai penghambat komunikasi di Timnas Indonesia yang banyak dihuni pemain keturunan Belanda. Dalam salah satu unggahan di Instagram, Ketua Umum PSSI Erick Thohir memuji pelatih Timnas Putri Indonesia, Satoru Mochizuki, yang menyanyikan lagu Indonesia Raya dengan membaca contekan. Unggahan itu seolah menohok Shin yang lebih dulu bergabung dengan skuad Garuda daripada Mochi.
7. Mengabaikan Elkan Baggott
Hingga kini masih menjadi misteri mengapa Elkan Baggott tak lagi ada dalam setiap pemanggilan Timnas Indonesia. Kabar yang berembus menyebut Elkan berkonflik dengan Shin. Terakhir kali Elkan tampil untuk Timnas Indonesia adalah pada Januari 2024 di ajang Piala Asia 2023. Usai turnamen itu Elkan sama sekali tak pernah terlihat lagi. Ada rumor yang mengatakan bahwa Shin murka karena Elkan mengabaikan panggilan Timnas Indonesia untuk tampil di playoff Olimpiade 2024 melawan Guinea. Saat itu Indonesia butuh tambahan bek setelah Justin Hubner kembali ke klubnya. Namun alih-alih bergabung, Elkan justru terlihat menikmati liburan.