Menjadikan BUMN Tuan Rumah di Negeri Sendiri

Oleh: Anto Kusumayuda, Ketum PPJNA 98

Menjadikan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebagai tuan rumah di negeri sendiri adalah sebuah langkah strategis yang tidak hanya penting untuk pengembangan ekonomi nasional, tetapi juga untuk memperkuat kemandirian dan daya saing bangsa. Dalam konteks globalisasi dan persaingan yang semakin ketat, peran BUMN harus dimaksimalkan agar dapat berkontribusi secara signifikan terhadap pembangunan nasional.

BUMN memiliki potensi yang sangat besar untuk menjadi motor penggerak ekonomi di berbagai sektor. Dengan sumber daya yang dimiliki, baik dari segi finansial maupun manusia, BUMN mampu menghadirkan inovasi dan efisiensi dalam operasionalnya. Namun, untuk mencapai tujuan menjadikan BUMN sebagai tuan rumah, ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan dan diimplementasikan secara serius.

Pertama-tama, penguatan manajemen dan tata kelola BUMN menjadi sangat penting. Banyak BUMN yang masih terjebak dalam praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme, yang mengakibatkan inefisiensi dan pemborosan sumber daya. Oleh karena itu, penerapan prinsip-prinsip good governance harus ditegakkan. Transparansi, akuntabilitas, dan partisipasi publik harus menjadi bagian dari budaya organisasi BUMN. Dengan tata kelola yang baik, BUMN akan lebih mampu untuk beroperasi secara efektif dan efisien, sehingga dapat bersaing dengan perusahaan swasta, baik domestik maupun asing.

Kedua, BUMN perlu mengembangkan inovasi dan teknologi. Dalam era digital seperti sekarang, kemampuan beradaptasi dengan perkembangan teknologi informasi menjadi kunci untuk tetap relevan di pasar. BUMN harus berinvestasi dalam penelitian dan pengembangan (R&D) agar produk dan layanan yang ditawarkan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Selain itu, kolaborasi dengan universitas dan lembaga riset perlu diperkuat agar inovasi yang dihasilkan dapat lebih aplikatif dan sesuai dengan kebutuhan industri di dalam negeri.

Selanjutnya, peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) di BUMN juga tidak boleh diabaikan. BUMN harus mampu menarik dan mempertahankan talenta terbaik agar dapat bersaing di tingkat nasional maupun global. Program pelatihan dan pengembangan karier yang berkelanjutan menjadi salah satu strategi yang perlu diterapkan. Dengan SDM yang berkualitas, BUMN tidak hanya akan mampu meningkatkan produktivitas tetapi juga menciptakan lingkungan kerja yang inovatif dan kompetitif.

Keberadaan BUMN sebagai tuan rumah juga harus dibarengi dengan pemahaman terhadap kebutuhan dan aspirasi masyarakat. BUMN perlu aktif dalam menjalin komunikasi dan kerjasama dengan berbagai stakeholder, termasuk pemerintah daerah, masyarakat, dan pelaku usaha lokal. Melalui pendekatan yang inklusif, BUMN dapat lebih peka terhadap kebutuhan lokal dan menciptakan produk serta layanan yang relevan. Hal ini juga akan memperkuat posisi BUMN sebagai bagian dari masyarakat dan membantu membangun citra positif di mata publik.

Selain itu, BUMN perlu memperkuat posisi mereka dalam rantai pasok nasional. Dalam konteks ini, BUMN harus berperan aktif dalam pengembangan industri hulu dan hilir di Indonesia. Misalnya, dalam sektor energi, BUMN perlu berinvestasi dalam pengembangan sumber energi terbarukan dan teknologi ramah lingkungan. Dengan demikian, BUMN tidak hanya berkontribusi terhadap perekonomian, tetapi juga mendukung upaya pemerintah dalam mencapai target pembangunan berkelanjutan.

Namun, tantangan terbesar yang dihadapi BUMN dalam menjadikan diri mereka sebagai tuan rumah adalah stigma negatif yang sering melekat. Banyak masyarakat yang memandang BUMN sebagai entitas yang kurang efisien dan cenderung menjadi sarana untuk menguntungkan pihak tertentu. Oleh karena itu, penting bagi BUMN untuk melakukan reformasi yang nyata dan menunjukkan hasil yang konkret. Penguatan laporan kinerja dan keberhasilan proyek harus dipublikasikan sehingga masyarakat memiliki gambaran yang jelas tentang kontribusi BUMN dalam pembangunan.

Selain itu, pemerintah juga harus mendukung BUMN dengan kebijakan yang pro-BUMN. Regulasi yang memungkinkan BUMN untuk beroperasi dengan fleksibilitas yang lebih besar dalam merespons dinamika pasar sangat diperlukan. Hal ini akan memberikan ruang bagi BUMN untuk berinovasi dan beradaptasi dengan cepat, sehingga dapat bersaing secara sehat dengan sektor swasta.

Dalam upaya menjadikan BUMN sebagai tuan rumah, peran pemerintah, masyarakat, dan BUMN itu sendiri harus berjalan secara sinergis. Pemerintah harus berkomitmen untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan BUMN, sementara masyarakat diharapkan dapat memberikan dukungan melalui penggunaan produk dan layanan BUMN. BUMN, di sisi lain, harus berusaha untuk memenuhi harapan tersebut dengan meningkatkan kinerja dan memberikan manfaat yang nyata bagi masyarakat.

Akhirnya, menjadikan BUMN sebagai tuan rumah di negeri sendiri bukanlah tugas yang mudah, namun hal ini sangat mungkin dicapai jika semua pihak bersinergi.

Melalui penguatan tata kelola, peningkatan inovasi, pengembangan SDM, dan komunikasi yang baik dengan masyarakat, BUMN dapat bertransformasi menjadi entitas yang tak hanya berkontribusi terhadap perekonomian, tetapi juga menjadi kebanggaan bagi bangsa. Dengan demikian, cita-cita menjadikan BUMN sebagai tuan rumah di negeri sendiri dapat terwujud, membawa Indonesia menuju masa depan yang lebih baik dan berkelanjutan.

.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News