Oleh: Rokhmat Widodo, Pengamat politik
Politikus PKS Aboebakar Al Habsy dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) PKS di Jakarta, Minggu (22/9/2024) mengatakan kekuasaan itu indah.
Sedangkan menurut Robert A. Dahl, kekuasaan mengandung dalam 3 arti, di antaranya; kemampuan, kewenangan, dan pengaruh. Ia juga mengemukakan, “Kekuasaan mencakup kategori hubungan kemanusiaan yang luas, misalnya hubungan yang berisi pengaruh, otoritas, persuasi, dorongan, kekerasan, tekanan, dan kekuatan politik.”
Senada dengan pemikiran Dahl, Lasswell mengemukakan pada pendekatan psikologis terhadap kekuasaan terdapat pengaruh yaitu yang diikuti ancaman hukuman, yang berarti pada pengaruh efektif tanpa diiringi ancaman tidak dapat disebut sebagai kekuasaan.
Sedang D. George Kousoulas berpendapat bahwa esensi kekuasaan adalah kemampuan yang memungkinkan seseorang untuk menjadikan orang lain melaksanakan sesuatu yang biasa ia tidak akan melakukannya dengan kehendaknya sendiri.
Lebih parah lagi pendapat dari Machiavelli mengutarakan, kekuasaan ini diraih dan dipertahankan. Sumber kekuasaan bagi Machiavelli adalah negara, oleh karena itu negara dalam pandangannya memiliki kedaulatan dan kedudukan tertinggi Kekuasaan menurut machiavelli bersandar pada pengalaman manusia.
Menurut Machiavelli, kekuasaan memiliki otonomi terpisah dari nilai moral. Karena menurutnya, kekuasaan bukanlah alat untuk mengabdi pada kebajikan, keadilan dan kebebasan dari tuhan, melainkan kekuasaan sebagai alat untuk mengabdi pada kepentingan negara.
Namun beda dengan makna kekuasaan menurut Islam. Kekuasaan mutlak milik Alloh SWT. Dia memberi kepemimpinan dan kekuasaan bagi yang dikendakinya, namun pasa saatnya kekuasaan itu akan diminta kembali.
Surah Ali Imran ayat 26, “Katakanlah, ‘Ya Allah Pemilik Kerajaan, Engkau berikan kerajaan (kekuasaan) kepada siapa yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan (kekuasaan) dari siapa yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan siapa yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan siapa yang Engkau kehendaki. Hanya di tangan-Mu segala kebajikan. Sungguh, Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu.”
Jadi jelas bahwa siapa yang akan menjadi pemimpin dan memegang kekuasaan adalah atas kehendak-Nya, bukan kemauan manusia yang berambisi. Ikhtiar dengan niat menjadi pemimpin yang amanah dan melayani masyarakat jadikanlah modal awal. Sebagai mandataris Tuhan yang berupa kekhalifahan manusia memiliki misi suci sebagai makhluk religius.
Janganlah sampai kalah dengan pesona dunia yang menggoda keimanan para pemimpin untuk menjadikan tujuannya. Maka hindari dan jangan termasuk orang yang sia-sia perbuatannya, sebagaimana firman-Nya dalam surah al-Kahfi ayat 104, “Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya.”
Kekuasaan itu ajaib, manusia bisa lupa akan jati dirinya, atau masih ingat dengan dengan jati dirinya. Ajaib juga kekuasaaan iya bisa merubah konstitusi negara yang sudah disepakati sebelum dia berkuasa.
Ajaib lagi orang yang harusnya masuk bui berkat kedekatan dengan sumbu kekuasaan, maka lolos pula dari penjara. Institusi pun bisa diacak-acak karena kepentingan pribadinya. Siapa saja yang dekat dengan sumbu kekuasaan maka akan dapat aroma memikat, salah dan benar, jujur atau melanggar norma tidak menjadi masalah walau terjerembab ke lembah yang paling nista. Benar kata Lord Acton, seorang politisi Inggris abad 19: “power tends to corrupt and absolute power corrupts absolutely” (kekuasaan cenderung korup dan kekuasaan absolut korupsi secara absolut).
Terlepas dari beberapa pendapat diatas, rekam jejak kekuasaan itu akan terkenang dalam sejarah peradaban manusia. Munculnya diktator, berkembangnya oligarkhi tak lepas dari mabuk dan hausnya kekuasaan. Ada juga pemerintahan yang baik pun akan terkenang juga. Ibarat, gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang, manusia mati meninggalkan nama. Harum ataukah busuk.
Sebagai contoh para penguasa, demi kepentingan pribadinya menghalalkan berbagai cara, bahkan nyawa tidak ada harganya. Menurut Sumber: www. gizmodo.com ada 8 orang terbengis di dunia ini antara lain 1.Mao Zedong (China) Periode kekuasaan : 1943-1976)Jumlah korban : 78 juta 2. Josef Stalin (Uni Soviet) Periode kekuasaan : 1922-1953Jumlah korban : 23 juta 3. Adolf Hitler (Jerman) Periode kekuasan : 1934-1945Jumlah korban : 17 juta 4. Leopold II (Belgia) Periode kekuasaan : 1865-1909 Jumlah korban : 15 juta 5. Hideki Tojo (Jepang) Periode kekuasaan : 1941-1944 Jumlah korban : 5 juta 6. Ismail Enver Pasha (Turki) Periode kekuasaan : 1913-1919 Jumlah korban : 2,5 juta 7. Pol Pot (Kamboja) Periode kekuasaan : 1963-1981 Jumlah korban : 1,7 juta 8. Kim II-sung (Korea Utara) Periode kekuasaan : 1948-1994 Jumlah korban : 1,6 juta, atau dari Yogyakarta, Amangkurat I menewaskan lebih dari 5000 ulama.
Namun ajaib juga kekuasaan. Ia bisa melengserkan orang yang sedang berpengaruh seperti George Bush baik yang senior maupun Junior. Orang tua dan anak itu sama-sama menginvasi Iraq dengan persenjataan super canggih untuk menggilas Irak dari seorang yang dapat mengguncangkan dunia dengan kebijakan-kebijakan politik dan ekonomi tiba-tiba terpelanting dari kursi kepresidenannya dan menjadi rakyat biasa kekuasaan.
Memang sesuatu yang sangat ajaib seorang yang sedang menggenggam menggenggam kekuasaan bahasanya tokoh yang disegani dihormati ditakuti dan tidak jarang juga dibenci dan dicaci namun selama kekuasaan itu menjadi melekat ada diri seseorang orang tersebut punya kedigdayaan untuk berbuat banyak hal Iya dapat memaksa orang untuk menyatakan ketundukan dan kadang-kadang kepasrahan harus menyerah kalah dengan rival politiknya. Akibat kebijakan politik dan ekonomi tiba-tiba terpelanting dari kursi kepresidenannya dan menjadi rakyat biasa.
Kekuasaan memang sesuatu yang sangat ajaib seorang yang sedang menggenggam menggenggam kekuasaan bahasanya tokoh yang disegani dihormati ditakuti dan tidak jarang juga dibenci dan dicaci namun selama kekuasaan itu menjadi melekat ada diri seseorang orang tersebut punya kedigdayaan untuk berbuat banyak hal Iya dapat memaksa orang untuk menyatakan ketundukan dan kadang-kadang kepasrahan akan tetapi begitu kekuasaan itu telah copot dari dirinya Iya akan seketika kehilangan berbagai hak istimewa.
Rezim berkuasa tak luput pula dengan pasang surut kekuasaan, bahkan biasanaya berakhir tragis. Gorbachev sungguh memilukan. Mikael Gorbachev menjadi superstar yang tidak ada duanya antara tahun 1986 sampai 1992 fase 6 tahun masyarakat dunia tidak henti-hentinya melihat dan memperhatikan Gorbachev pada apa yang dialaminya setelah ia jatuh Mikael Gorbachev bagaikan orang pesakitan Iya menghuni sebuah apartemen sederhana dengan 3 kamar mobilnya sedan tua berwarna hitam yang lebih gawat lagi melakukan wajib lapor untuk beberapa bulan Karena tujuan telah berkomplot dengan tokoh-tokoh komunis yang mengudeta pemerintahannya.
Tampaknya keajaiban kekuasaan ketika kekuasaan itu habis para tokoh umumnya juga ikut tenggelam dalam sejarah dan kemudian dilupakan orang memang tidak semuanya ada beberapa tokoh yang namanya demikian Abadi di dalam sejarah dan dalam ingatan masyarakat di mana rahasianya terletak pada keikhlasan komitmen integritas dan pengabdian mereka yang pernah memegang kekuasaan memegang kekuasaan itu bila selama memegang kekuasaan itu mereka betul-betul punya komitmen kepada rakyat dan mengabdi pada bangsa airnya tanpa pamrih nama-nama mereka menjadi Abadi Mengapa Diponegoro, Sudirman, Soekarno, Bung Hatta, Natsir, Buya Hamka, hanya sekelumit contoh sekarang tetap dikenang oleh bangsa Indonesia sebagai pahlawan-pahlawan besar terlepas dari kelemahan-kelemahan manusianya oleh karena mereka memanfaatkan kekuasaan itu untuk kepentingan rakyat banyak bukan untuk kepentingan pribadi dan juga bukan untuk kepentingan keluarga atau golongannya.
Pasca tumbangnya kekuasaan apakah meninggalkan Sweet memori yang Lestari atau hanya jadi sampah sejarah saja?