Ketua KPU Khutbah Idul Adha di Hadapan Jokowi, Pemerhati Politik dan Sosial: Lanjut ke Kemenangan Kaesang

Ketua KPU Hasyim Asy’ari yang menjadi khatib Idul Adha di hadapan Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan berlanjut untuk kemenangan Kaesang Pangarep di Pilgub Jakarta 2024.

“Di samping ‘kongkalikong’ berkelanjutan hingga shalat Iedul Adha, juga baik Ketua KPU maupun Presiden sedang disorot rakyat soal kecurangan Pemilu. Presiden cawe-cawe sedangkan Ketua KPU butut gawe. Di sana ada juga ada urusan “wewe gombel” atau “kalong wewe”,” kata Pemerhati Politik dan Kebangsaan M Rizal Fadhillah kepada redaksi www.suaranasional.com, Selasa (18/6/2024).

Menurut Rizal, Presiden Jokowi bersama Menteri “IKN” PUPR berakrab spiritual dengan Ketua KPU. Unjuk diri melalui ibadah shalat. Dengan Khatib Ketua KPU ini menjadi contoh praktek “politik identitas” yang biasa dikecam Pemerintah. Mencampuradukkan politik dengan agama, katanya.

“Kiai KPU bagusnya tidak menjadi Khatib, masih banyak kiai di Semarang yang lebih pantas untuk menasehati jama’ah yang bernama Jokowi. Maksud hati ingin menunjukan diri faham akan moral dan agama tetapi justru persoalan moral dan agama itu yang sedang mendera dirinya. Inilah yang namanya tuntunan berubah menjadi tontonan. Tontonan dari pembacaan naskah bernarasi bunuh diri,” tegasnya.

Khatib membacakan banyak ayat, namun Allah telah menunjukkan ayat kebesaran-Nya. Presiden dan Ketua KPU yang bersekongkol dalam urusan Pilpres kini bersama dalam ritual di Semarang. Satu jadi Khatib lainnya jama’ah. Khatib mungkin sedang bercitra bersih, namun tanpa disadari ia sedang mencemari Khatib lain.

‘Dalam Al  Qur’an ada manusia yang diumpamakan hewan yaitu mereka yang “ndableg” atau masa bodoh. Mereka itu punya hati tapi tidak punya rasa, punya mata tapi buta dan punya telinga yang tidak mendengar “ulaa-ika kal an’aam, bal hum adhol”–mereka seperti hewan ternak, bahkan lebih rendah. Lalu, “ulaa-ika humul ghoofiluun”–merekalah orang-orang yang lalai,” pungkasnya.