Kajian Politik Merah Putih: Otak Jokowi Memalak Uang Rakyat

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengeluarkan kebijakan yang memalak uang rakyat demi pembangunan infrastruktur termasuk IKN.

“Otak Jokowi memalak rakyat dengan kenaikan pajak, tapera, iuran pariwisata dan berbagai cara dan alasan seorang penghianat yang culas, tidak peduli melanggar UU atau tidak, semua di terabas,” kata Koordinator Kajian Politik Merah Putih Sutoyo Abadi kepada redaksi www.suaranasional.com, Kamis (6/6/2024).

Kata Sutoyo, kebijakan Jokowi yang memalak membuat rakyat menjadi miskin.

“Keadaan sangat menyedihkan rakyat sebagai pemilik sah kekuasaan sedang dimiskinkan setiap hari harus berjuang menyelamatkan perutnya. Adalah cara mereka untuk mengendalikan rakyat sekalipun kelaparan bisa di redam dengan remah remah bansos dan bentuk lain, sekedar meredam, kemarahan jangan melawan penguasa,” tegasnya.

Baca juga:  PDIP tak Akui Jokowi sebagai Presiden, Ini Buktinya

Para elite di negeri ini, kata Sutoyo sudah dibeli oleh para bandar sehingga tidak memikirkan rakyat tetapi lebih berpihak kepada pemilik modal.

“Jangankan rakyat kecil para pejabat dan elite politik saat ini ketika sudah dibeli oleh para bandar, bandit  pemilik modal semua luluh lantak tak berdaya selain harus mengikuti remot majikannya,” ungkap Sutoyo.

Menurut Sutoyo, para elite tersandera kasus korupsi sehingga bisa dikendalikan oleh Jokowi.

“Melawan siap siap masuk perangkap Presiden, perangkapnya sudah paten karena status jabatannya sudah di beli lengkap dengan segala resikonya,” paparnya.

Baca juga:  AHY Calon Kuat Pendamping Jokowi di Pilpres 2019

Sementara rakyat terus diadu domba, di belah, dipecah belah, direkayasa agar wa terus bertengkar satu sama lain. Semua terjadi karena presiden bukan hanya sebagai penghianat dan berperilaku selingkuh dalam mengendalikan dan mengelola negara, status jabatannya sebagai penghianat boneka oligarki dan RRC ( Xi Jinping )

“Indonesia dalam kondisi darurat untuk di selamatkan. Semoga segera lahir dan datang tokoh negarawan penyelamat bangsa dan negara,” pungkasnya.