Wamenag Tegaskan Kemenangan Prabowo-Gibran sudah Ditakdirkan Tuhan

Kemenangan Prabowo-Gibran di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 sudah ditakdirkan oleh Tuhan. Semua masyarakat Indonesia harus menerima takdir itu.

“Bagaimanapun juga su­dah ada pemenangnya. Pemenangnya tentu sudah ditakdirkan oleh Tuhan,” jelas Wamenag Saiful Rahmat Dasuki, Ahad (24/3).

Dia mengajak masyarakat mendukung pemimpin baru nanti, supaya bisa membawa kapal besar bernama Indonesia. Sehingga bisa menuju menjadi negara yang maju dan sejahtera.

“Segala perselisihan, ke­kurangan, adalah wajar,” tuturnya. Tetapi lebih dari itu, upaya menjaga kondusifitas dan persatuan bangsa harus tetap dijaga. Dia menegaskan menjaga keamanan bangsa jauh lebih penting.

Sementara itu jajaran pimpinan MUI berharap masyarakat bisa menerima hasil penghitungan suara oleh KPU. Perkara ada yang menggugat di MK, MUI tidak mempermasalahkan. Justru melayangkan gugatan atau senketa Pemilu lewat MK adalah mekanisme yang sesuai konstitusi.

Pesan tersebut disampaikan Waketum MUI Marsudi Syuhud di sela Deklarasi Forum Peduli Indonesia Damai di Jakarta kemarin. Dia mengatakan sikap menerima atau tidak menerima pengumuman KPU, merupakan hal yang wajar. “Yang penting jangan mengorbankan persaudaraan dan perdamaian,” katanya.

Marsudi lantas menyampaikan tujuh seruan untuk semua pihak, terkait rangkaian Pe­milu 2024 yang sudah ham­pir tuntas. Diantara adalah me­nye­rukan untuk menyikapi hasil rekapitulasi suara KPU secara arif dan bijak­sa­na.­ Kemudian kepada partai maupun pa­sangan calon (paslon) Presiden dan Wakil Presiden yang unggul, un­tuk tidak ber­lebihan sam­pai proses lanjutan benar-benar berakhir. Lalu bagi pihak yang masih belum bisa menerima hasil tersebut, dipersilakan untuk meneruskan langkah sesuai dengan ketentuan Perundangan yang berlaku.

Oleh karenanya menjadi kewajiban semua pihak untuk memulihkan kembali ketidakharmonisan yang terjadi selama dan sesudah Pemilu berlangsung. Selain itu mereka menyerukan kerukunan dan keutuhan bangsa jauh lebih penting dan harus dikedepankan. Maka segala hal yang berpotensi bisa mengganggu ke­utuhan nasional harus di­mu­sya­wa­rahkan dengan me­ngedepankan akal sehat, hati bersih, dan jiwa yang teduh.

Deklarasi Forum Peduli Indonesia Damai itu dihadiri beberapa tokoh pemuka agama. Diantaranya Sekretaris Umum Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) Pdt Jacky Manuputtyn. Kemudian Ketum PHDI Mayjen TNI (Purn) Wisnu Bawa Tenaya, Ketua Permabudhi Romo Judha Hartono, serta Azisoko Harmoko dan Imam Pituduh.