Solusi Permasalahan Lembaga Zakat

Oleh: Nana Sudiana (Direktur Akademizi, Associate Expert FOZ)

Ada tiga hal yang harus jadi orientasi pimpinan Organisasi Pengelola Zakat (OPZ) ketika mereka menghendaki jalan keluar terbaik bagi organisasinya, baik ata masalah yang muncul hari ini maupun pada masa yang akan datang.

Pertama, pimpinan OPZ selalu harus punya rencana strategis yang memadai, baik yang sifatnya untuk sasaran jangka pendek menengah, maupun jangka panjang. Dengan rencana yang dimiliki mereka jadi lebih mudah mengukur situasi yang ada dan termasuk memetakan isu dan persoalan yang terjadi agar lebih sistematis dalam menemukan jalan keluar.

Dengan didukung informasi yang up to date dan memadai, rencana yang ada tentunya akan semakin baik. Jelas akan menjadi kendala serius bagi organisasi bilamana pimpinan organisasinya ternyata tidak memiliki kemampuan untu menyusun rencana bagi sasaran jangka pendek dan jangka panjang yang berkaitan dengan organisasi zakat dan gerakannya.

Walaupun pada akhirnya semua pimpinan OPZ mampu memiliki rencana strategis yang baik, pertanyaannya adalah seberapa sesuai sasaran jangka pendek, menengah, dan jangka panjang tersebut dengan kemampuan organisasi dan peluang penghimpunan zakat?

Kedua, pimpinan OPZ harus menguasai informasi kunci yan strategis dengan baik. Beberapa kali terjadi ada pimpinan OPZ yan ternyata tak begitu memahami kunci informasi organisasinya dengan baik. Kadang masih kita jumpai kejadian di konferensi pers atam media ekspos, ada pimpinan OPZ yang menyebutkan suatu angka ternyata setelah dicermati ia menyampaikan keterangan yang tanpa dasar informasi yang jelas, terkini, dan memadai. Untuk itulah, data data kunci di pangkalan data organisasi haruslah dikuasai dengan baik. Termasuk ke dalam data kunci yang penting ini adalah rencana organisasi ke depan hingga bila perlu rincian atas target-targetnya serta capaian-capaian per jenis program maupun secara keseluruhan. Selain itu, diperlukan informasi penunjang yang menguatkan perkembangan data yang dipaparkan, misalnya alasan meningkat atau menurun dari periode sebelumnya.

Ketiga, pimpinan OPZ harus meminta jajaran manajemen organisasinya untuk menyiapkan rancang darurat (contingency plans) atas faktor-faktor tak terkontrol (uncontrollable factors). Ini penting untuk melakukan antisipasi terhadap sejumlah perubahan yang mungkin terjadi.

Perubahan kebijakan atau regulasi, atau perkembangan situasi yang tidak menguntungkan bisa saja terjadi setiap waktu. Untuk itu, secara reguler monitoring terhadap faktor-faktor tak terkontrol ini perlu dilakukan seraya melakukan pembaruan terhadap rancang darurat secara periodik. Pimpinan OPZ harus paling depan dalam urusan perubahan strategis ini. Apalagi kalau sudah menyangkut keselamatan dan eksistensi organisasi.

Ibarat laju sebuah perahu, tak seluruh permukaan lautan landai dan dangkal. Belum lagi soal riak ombak dan empasan angin. Semakin perahu melaju ke tengah lautan, situasinya tentu semakin harus lebih hati-hati dan penuh kewaspadaan. Di situasi ini, bukan hanya keterampilan dan kemahiran yang akan menyelamatkan agar perahu tak karam tapi juga mentalitas sang pemegang dayung. Diperlukan ketenangan, kewaspadaan tinggi, serta kemampuan menemukan celah di balik tingginya gelombang yang akan datang. Gelombang boleh jadi keras menerpa, namun bila seorang nelayan tetap tenang dan waspada, ia semakin punya peluang bisa selamat dan pulang. la bisa kembali ke daratan, bahkan dengan membawa ikan yang bisa ia jual untuk meneruskan siklus kehidupan keluarganya.

Akhirnya, semoga kita semua Allah jadikan orang yang bertanggung jawab di hadapan-Nya atas seluruh amanah yang ada di pundak kita. Semoga Allah juga mudahkan amanah para pimpinan organisasi pengelola zakat, baik yang bertugas di BAZNAS maupun di LAZ. Zakat yang diharapkan bisa membantu pemecahan masalah masalah yang dihadapi umat, semoga menjadi kenyataan yang sebenarn benarnya. Semoga pula para amil yang ada diberikan kemampuan dan kekuatan untuk menjadikan zakat sebagai solusi masalah para mustahik.