Prabowo-Gibran secara beruntung menang di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Paslon nomor 02 itu tidak melakukan kecurangan dalam memenangkan Pilpres 2024.
“Gambar Prabowo-Gibran di tengah kertas suara yang tata letaknya horizontal, peluang tercoblosnya lebih besar daripada gambar 01 atau 03 yang berada di pinggir kiri dan kanan. Akibatnya, peluang tercoblos paslon 01,02 dan 03 masing-masing kira-kira [25:50:25]%. Ini adalah sumber keberuntungan Prabowo yang pertama dan terbesar,” kata Guru Besar ITS Prof Daniel Mohammad Rosyid kepada redaksi www.suaranasional.com, Senin (26/2/2024).
Kata Daniel, pengaruh Jokowi dengan approval rating sangat tinggi berpengaruh pada kemenangan Prabowo-Gibran. Jika pemilih tahu bahwa Prabowo didukung Jokowi, suara 02 bertambah sekitar 2% diambil dari pemilih 01 dan 03 masing2 sebesar sekitar 1%.
“Komposisi perolehan suara berubah menjadi [24,52,24]. Pengaruh bansos dan cawe-cawe aparat ada tapi juga kecil sehingga komposisi perolehan suara makin menguntungkan 02 menjadi [23, 54,23],” jelasnya.
Keberuntungan kedua berasal dari kesalahan strategi 01 dan 03 yang dalam debat-debat pertama menyerang 02. Perolehan suaranya menjadi [ 22, 56, 22].
“Keberuntungan ketiga diperoleh dari migrasi pendukung Jokowi yang semula mendukung 03 berubah menjadi pendukung 02. Perolehan suara akhir menjadi sekitar [22, 59,19] yang terbukti dalam Real Count KPU sampai hari ini sekitar 58%,” paparnya.
Berdasarkan analisis kualitatif berdasar tesis Mancur Olson : pilpres sebagai tindakan kolektif oleh 200 juta pemilih cenderung asal pilih dan posisi gambar 02 yang di tengah kertas suara diuntungkan oleh asal pilih massal ini. Asal pilih massal bisa disebut sebagai Efek Olson yang sudah menjamin kemenangan 02 sebesar 25/50/25. Ini basisnya. “Ini adalah keberuntungan 02 yang gambarnya di tengah akan tercoblos lebih banyak karena asal pilih massal. Pengaruh efek Jokowi, dan bansos kecil untuk mengatasi asal pilih massal ini,” tegas Daniel.
Kata Daniel, keberuntungan yang cukup besar justru karena migrasi suara pendukung Jokowi di 03 beralih ke Prabowo karena Ganjar masih menyerang Prabowo dalam debat terakhir.
“Bias intelektual para profesor dan tokoh-tokoh elite masyarakat pendukung 01 dan 03 yang ramai-ramai mengeroyok Jokowi justru menjadi bumerang bagi 01 dan 03. The emotionally silent majority justru mendukung 02 yang tampak terdzalimi,” pungkasnya.