Oleh : Memet Hakim, Pengamat Sosial, Wanhat APIB & APP TNI
Memperhatikan debat cawapres hari Minggu tanggal 21 Januari 2024 yl, timbul beragam respon dari masyarakat. Umumnya menilai Gibran tidak beradab, akhlaknya tidak baik, tapi bagi pendukungnya tentu positip aja.
Di video tampak pula para pengikutnya buka kaos 02 begitu selesai debat, mengindikasikan mereka juga malu melihat Gibran seperti itu.
Gimik dan lontaran penghinaan terhadap cawapres 01 & 03 menandakan bahwa Gibran memang akhlaknya buruk dan tidak punya adab terhadap yang lebih tua.
Yang lebih parah diduga Gibran dibantu Emil Dardak wagub Jatim di barisan pendukung dengan alat bantu. Jadi kelicikan ini melengkapi kesimpulan umum bahwa memang Gibran karakternya licik, culas, tidak punya adab dan berahlak buruk. Ingin terlihat pinter, tapi dasarnya memang tidak.
Jika saja cawapres 01 & 02 menanyakan masalah ayat2 al Qur’an dan hukum terkait lingkungan, pendidikan, pangan, agraria, adat, dll, tentu Gibran akan melongo dan kedunguannya akan terlihat. Tapi mereka tidak melakukannya
Barangkali Gibran tidak paham bahwa gelar Profesor itu bukan gelar yang mengharuskan mengetahui semua hal, tapi itu gelar untuk pendidik yang telah memiliki gelar doktor. Gelar doktor itu diberikan bagi para peneliti yg mengetahui ilmu secara dalam, tetapi sempit. Tapi wajar juga karena konon kabarnya pendidikan Gibran hanya setara D1.
Adanya laporan ke Bareskrim atas dugaan pelanggaran KKN pada keluarga Joko Widodo, termasuk diantaranya Iriana, Gibran dan Anwar Usman, semakin melengkapi betapa kelirunya Capres yang memilihnya. Gibran hanya menjadi beban saja. Tanpa “kecurangan’ yang dilakukan oleh ayahnya sejak proses pemilihan, tentu tidak ada harapan untuk memenangkan pemilu ini, walau duitnya segudang.
Prabowo Subianto 2019 dan 2024 memang berbeda, ada perubahan yang signifikan. Mimpinya jadi presiden sangat mungkin gagal akibat perilaku cawapresnya. Hasil survey yang memenangkan pasangan 02, bukanlah indikator yang dapat dijadikan pedoman.
Bandung, 24 Januari, 2024.