Oleh : Sholihin MS (Pemerhati Sosial dan Politik)
Walaupun secara resmi belum dideklarasikan, tapi hadirnya SBY dan AHY di kediaman Prabowo, Hambalang hampir dipastikan Demokrat bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju (KIM) bentukan Prabowo. Ketum PAN, Zulkifli Hasan sudah mengkonfirmasi adanya partai baru warna biru yang mau gabung KIM, tiada lain dia adalah Partai Demokrat
Bergabungnya Demokrat ke Gerindra bisakah membawa KIM p berkomitmen untuk terlaksananya Pilpres 2024 menjadi lebih jujur dan adil ?
Ada kemungkinan, masuknya Demokrat ke dalam KIM, akan memberikan warna berbeda koalisi Indonesia :
Pertama, KIM yang selama ini selalu mendukung Jokowi, kini tidak lagi full dukung Jokowi ?
SBY selama ini konsisten dengan slogan perubahan, tapi apakah setelah gabung KIM masih konsisten dengan slogan itu? Atau, apakah Demokrat menjadi berubah haluan menjadi pendukung Jokowi ?
Kedua, Bisakah masuknya Demokrat kedalam KIM menghentikan cawe-cawe Jokowi untuk berlaku curang ?
Dua Jenderal telah bersatu, pastinya tidak setuju dengan permainan kecurangan Jokowi. Mampukan SBY dan Prabowo menghentikan cawe-cawe Jokowi dalam berbuat curang ?
Ketiga, Mungkinkah SBY bisa mengubah arah Koalisi Prabowo dengan mengusung Perubahan dengan mengabaikan Jokowi ?
Masih menjadi teka-teki, apakah bergabungnya Prabowo kedalam rezim Jokowi karwna Prabowo telah berubah haluan menjadi “cebong”, atau ini hanya sebuah siasat untuk “meluluhkan” Jokowi hingga Jokowi tumbang. Setelah itu Prabowo akan kembali “melawan” Jokowi ? Jika ini yang terjadi, masuknya SBY kedalam koalisi Gerindra seperti gayung bersambut. Prabowo akan “keras” kembali menghadapi Jokowi.
Apa pun yang akan terjadi, pertanyaan bagi kita adalah : Bisakah Koalisi Demokrat dan Gerindra ini mencegah Jokowi cawe-cawe dalam soal Pilpres 2024 sehingga Pemilu bisa jurdil?
Bergabungnya Demokrat ke Gerindra yang mau melanjutkan program Jokowi disayangkan banyak pengamat, termasuk para kader dan pendukungnya, karena slogan perubahan yang selama ini digaungkan Demokrat sangat kontradiktif dengan keberlanjutan program-program Jokowi. Tapi palu sudah diketuk, kita bakal mentaksikan apakah keputusan petinggi Demokrat ini akan membawa Demokrat makin moncer atau sebaliknya, makin terpuruk sehingga menjadi partai gurem?
Waktulah yang bakal menjawabnya.
Bandung, 30 shafar 1445