Ketua Umum Partai Rakyat Adil Makmur (PRIMA) Agus Jabo Priyono merespon pernyataan Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto, yang menyebutkan bahwa koalisi pendukungnya merupakan poros tengah.
Agus Jabo menegaskan, poros tengah harus digunakan sebagai jalan untuk kembali pada jatidiri bangsa dan platformnya kaum marhaen agar bangkit menjadi tuan di negerinya sendiri.
“Jika benar Poros Tengah tersebut basisnya adalah ekonomi kerakyatan dengan pelaku utama kaum marhein, akan menjadi jalur utama untuk mewujudkan Indonesia yang berdikari, adil makmur dan lestari dengan Pancasila sebagai dasarnya,” ujar dia dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu (16/9/2023).
Agus Jabo menjelaskan, dalam memaknai pernyataan Prabowo terkait poros tengah itu, terdapat tiga konteks yang dapat digunakan sebagai indikator, yaitu ideologi, politik dan sosial ekonomi.
Mengenai sosial ekonomi, Ia menyampaikan, perekonomian Indonesia berdiri di atas dasar negara Pancasila yang ditopang oleh tiga pilar utama, yaitu ekonomi yang dikuasai oleh negara, ekonomi yang dikuasai rakyat dan ekonomi yang dikuasai swasta.
Menurutnya, negara tidak boleh berdiri hanya di sisi kanan saja dengan menjadi alat bagi swasta untuk melindungi kepentingan kapitalnya. Selain itu, kata dia, negara juga tidak bisa hanya berdiri di sisi kiri dimana semua kehidupan ekonomi diurus oleh negara.
“Dalam konteks sosial ekonomi, pilihan poros tengah Prabowo Subianto, harus diletakkan dalam kontek ekonomi kerakyatan,” katanya.
Agus Jabo menambahkan, poros tengah itu juga bisa dimaknai sebagai sosio-ekonomi seperti yang digariskan dalam konsepsi Bung Karno tentang Pancasila.
Dalam hal ini, poros tengah akan menjadikan rakyat biasa sebagai subjek perekonomian, baik dalam bentuk koperasi maupun UMKM.
Ia juga menegaskan bahwa kontributor terbesar perekonomian Indonesia didominasi oleh pelaku UMKM.
Jumlah UMKM di Indonesia mencapai 64,2 juta dengan kontribusi PDB 61% atau senilai Rp 8.573 triliun. UMKM juga menyerap tenaga kerja yang sangat besar yaitu 99% dari total pelaku usaha di Indonesia.
“Siapa pelaku ekonomi itu? Pelakunya seperti yang disebut Bung Karno sebagai kaum marhaen, kelompok mayoritas yang hanya memiliki alat produksi kecil tetapi mandiri, unit usaha rakyat ini terbukti ampuh, saat menghadapi goncangan ekonomi seperti yang terjadi tahun 1997-1998, Poros Tengah adalah porosnya kaum marhein, yang harus dikembangkan dan dilindungi oleh negara agar menjadi soko guru ekonomi nasional,” tutupnya.