Oleh : Sholihin MS (Pemerhati Sosial dan Politik)
Indonesia negara yang sangat besar, memiliki banyak sekali orang-orang hebat : ahli agama, ahli teknologi, ahli hukum, ahli fisika dan metafisika, ahli kimia, ahli sejarah, ahli tempur, ahli bahasa, dll. Kalau hanya mencari 100 orang dari masing masing bidang tentu sangat mudah. Tapi kenapa Presiden jatuhnya ke Jokowi ? Orang yang gak jelas pendidikannya, gak jelas latar belakang keluarganya, tidak punya kapasitas dan kompetensi, tidak jujur, pembohong, penipu, dan pengkhianat negara.
Ternyata, mereka yang para ahli itu yang bergabung dengan rezim ini satu pun tidak ada yang jujur. Ya, tidak ada satu pun yang jujur. Semuanya punya sikap dan sangat mudah berkhianat. Mereka terus nyaman hidup dalam kubangan dosa dan kemaksiatan. Atau paling tidak hidupnya hanya memikirkan kebaikan diri sendiri, keluarga, dan handai tolan yang sama-sama tidak jujur. Sedangkan yang benar-benar jujur pasti terlempar keluar.
Tidak perlu berbangga dengan ibadah-ibadahnya : shalatnya, zakatnya, shaumnya, dan hajinya, semuanya jadi sia-sia jika tidak memiliki kejujuran dan kesalehan sosial.
Apanya yang harus dibanggakan, karena negara diobrak-abrik , bahkan dijual ke China oleh para pengkhianat bangsa dan negara, tapi para ahli diam saja, bahkan didukung.
UUD 1945 diamandemen yang tadinya pro rakyat menjadi pro oligarki taipan, para ahli diam saja, bahkan malah didukung.
Berbagai Undang-undang direvisi dan dibuat hanya untuk melayani oligarki taipan : KUHP, UU Minerba, UU Covid-19, UU Cipta Kerja, UU Kesehatan, UU Tata Ruang, dll, tapi para ahli diam saja, bahkan malah didukung.
Jokowi presiden bisanya cuma jago ngutang sudah hampir 8.000 triliun, tanpa berfikir gimana bayarnya (katanya setiap jiwa telah berhutang 29 juta), tapi para ahli diam saja, bahkan malah didukung.
Semua bidang dalam pemerintahan telah dikuasai oleh oligarki taipan, tapi para ahli diam saja, bahkan malah didukung.
Ekonomi dikuasai segelintir konglomerat di bawah kendali oligarki taipan, tapi para ahli diam saja, bahkan malah didukung.
Kepolisian RI di bawah kendali oligarki taipan, tapi para ahli diam saja, bahkan malah didukung.
Jokowi terus saja menjadi jongos China sampai harus merunduk-runduk, tanda tidak punya harga diri, tapi para ahli diam saja, bahkan malah didukung.
Kekayaan alam Indonesia terus dikeruk dan dikuras habis, lalu dibawa lari ke China, tapi para ahli diam saja, bahkan malah didukung.
Proyek-proyek raksasa hanya untuk melayani China, bukan untuk kepentingan rakyat Indonesia : Jalan tol, Kereta Cepat Jakarta Bandung, IKN, dll, tapi para ahli diam saja, bahkan malah didukung.
Hampir semua usaha dalam negeri telah dikuasai China sehingga para pribumi dibuat nyungseb, tapi para ahli diam saja, bahkan malah didukung.
Korupsi meraja lela dan ada di mana-mana, dari mulai pejabat tertinggi sampai yang terendah, dari mulai keluarga istana, anak-mantunya, sampai kroni-kroninya jadi koruptor, tapi para ahli diam saja, bahkan malah didukung.
Para pimpinan lembaga negara : DPR/MPR, KPK, KPU, Bawaslu, MK, MA, Kejagung, semuanya dalam kendali oligarki taipan, tapi para ahli diam saja, bahkan malah didukung.
Rakyat terus jadi korban rezim durjana bahkan mereka terus dibuat miskin dan sengsara biar mudah disetir dan tidak bisa lantang bersuara, tapi para ahli diam saja, bahkan malah didukung.
Walhasil, semua pejabat di negeri ini telah sepertinya telah jadi bajingan. Apa arti “bajingan” ? Silakan buka Kamus Besar Bahasa Indonesia biar tidak salah paham dan gagal paham.
Rezim Jokowi harus segera dihentikan agar negara tidak semakin hancur.
Segera makzulkan Jokowi!
Bandung, 6 Shafar 1445