Oleh : Sholihin MS (Pemerhati Sosial dan Politik)
Walaupun banyak rumor kalau Rocky Gerung sudah mualaf, tapi saya tidak akan memasuki wilayah privacy seseorang, nanti terjebak sara dan politik identitas. Jika dia dia mualaf, sangat wajar karena batin dia sudah ingin menemukan kebenaran hakiki.
Rocky Gerung adalah simbol manusia merdeka: Merdeka secara alam pikiran, merdeka dari belenggu kekuasaan, dan merdeka dari belenggu penjajahan, baik fisik maupun psikis. Dia tidak mau diatur oleh kungkungan feodalisme dan pencitraan
Rocky Gerung adalah simbol manusia cerdas. Daya ingat, daya nalar, daya kritis, daya analisa, dan daya deskriptif-nya sudah di level yang sangat tinggi. Dia bisa mengingat banyak judul-judul buku (berbahasa Inggris), ucapan bijak para tokoh dunia, dan mampu mengingat rentang waktunya.
Tutur bahasa Rocky Gerung sangat sistematis, terstruktur, terukur, mudah dicerna, sederhana tapi mendalam, penuh isi dan sangat menguasai persoalan.
Rocky Gerung orang yang sangat kritis kepada siapa pun. Pemimpin siapa pun, mulai dari Soeharto, Habibi, Gus Dur, Megawati, SBY, dan Jokowi tidak terlepas dari kritiknya. Jadi Jokowi bukan satu-satunya Presiden yang dikritik. Hanya saja, kritikan Rocky Gerung kepada Jokowi memang sangat tajam tentu saja ada alasannya, terutama perilaku Jokowi yang telah melenceng jauh dari amanat, kewajiban, tugas, dan fungsi seorang Presiden RI. Sayangnya Jokowi tidak suka dikritik rakyat, tidak mau menerima masukan selain dari pembisik “penjilatnya”, selalu menutup telinga rapat-rapat jika dikritik, memperlakukan para pengkritik sebagai “pengganggu”.
Rocky Gerung orang yang tidak silau dengan status gelar kesarjanaan. Banyak orang yang hanya mengejar dan bangga dengan gelar sarjans strata 1, 2, 3 bahkan professor tapi otaknya kosong, ilmunya dangkal, bicaranya tidak berbobot dan alur bahasanya acak-acakan.
Rocky Gerung orang yang tidak haus jabatan dan materi, bahkan ada rumor ketika mau diberi gelar kehormatan pun dia malah menolak dan mentertawakan.
Rocky Gerung selalu membela kepentingan rakyat, kaum yang tertindas dan terzalimi, serta orang-orang yang dikriminalisasi.
Apa tujuan Rocky Gerung mengucapkan kata-kata : bajingan, tolol, dan pengecut? Karena sindiran dan kritikan yang lembut sampai yang keras pun tidak pernah didengarkan, apalagi menjadi bahan masukan. Akhirnya muncullah kata-kata itu.
Itulah akibatnya jika yang jadi Presiden cuma boneka dan kacung oligarki taipan. Jiwanya terbelenggu, tidak punya kemerdekaan dan kemandirian. Jokowi itu ibarat robot yang dikendalikan pakai remote control oleh oligarki taipan. Tugas utama rezim Jokowi adalah melayani majikannya para oligarki taipan dan China komunis. Sedangkan untuk rakyat Indonesia hanya memdapat sisa-sisa dan tetesan-tetesannya saja. *Hanya orang-orang dungu yang masih memuji-muji Jokowi karena dianggap masih baik terhadap rakyat*
Bagaimana dengan ancaman Moeldoko ? Tampaknya Rocky Gerung tidak gentar dengan ancaman itu, walaupun misalnya Rocky harus dibui (dengan pasal yang dibust-buat).
Siapa itu Moeldoko ? Bagaimana dengan track recordnya?
Jangan bandingkan Rocky Gerung dengan Moeldoko. Walaupun Moeldoko seorang Jenderal, tetapi perilakunya bertentangan dengan jiwa sapta marga dan sumpah prajurit. Masyarakat menilai Moeldoko seorang Jenderal jahat. Selain dia telah mengkhianati mantan atasannya (SBY) yang telah mengangkatnya menjadi Panglima TNI, kejahatan lain yang sangat biadab dan memalukan adalah kenekatannya membegal Partai Demokrat, Partai yang _notabene_ milik (mantan) atasannya. Demikian juga posisinya sebagai KSP tidak membawa rezim ini umumnya dan Jokowi khususnya meniti di jalur yang benar. Akhirnya Moeldoko menjadi “musuh” rakyat.
Oleh karena itu, ketika Moeldoko menggertak rakyat dan menantang Rocky Gerung dengan berani Pasang badan terhadap kejahatan Jokowi, bagi rakyat malah makin bertambah kebenciannya.
Memang apa pun yang dilakukan rezim Jokowi sudah tidak mungkin lagi bisa mengobati kekecewaan bahkan rasa sakit hati rakyat terhadap Jokowi. Rakyat sudah tidak percaya rezim ini dan ingin segera terjadi perubahan. Percuma Jokowi mempertahankan kekuasaannya selain hanya menambah ketakutannya jika lengser nanti. Lengser dengan kemauan sendiri akan lebih aman dan terhormat daripada harus dilengserkan atau menunggu sampai pergantian Presiden berikutnya. Jokowi dan keluarganya dipastikan tidak akan selamat dari jeratan hukum, siapa pun presidennya, karena DPR)MPR dipastikan akan dikuasai oleh Koalisi Partai Perubahan.
Akankah Jokowi berakhir di jeruji besi ? Hanya waktu yang akan menjawabnya.
Bandung, 18 Muharram 1445