Istana tidak inginkan Anies Baswedan menjadi presiden atas pernyataan orang kepercayaan Presiden Joko Widodo (Jokowi) Luhut Binsar Pandjaitan yang tidak setuju perubahan.
“Pernyataan Luhut merupakan ungkapan dari Jokowi termasuk ketidaksetujuan perubahan. Tidak setuju perubahan berarti istana tidak menginginkan Anies menjadi presiden,” kata pengamat sosial dan politik Muhammad Huda kepada redaksi www.suaranasional.com, Selasa (25/7/2023).
Menurut Huda, Istana khawatir, Anies akan menganulir IKN jika menjadi presiden Indonesia. “Istana lebih kompromi dengan Ganjar dan Prabowo yang menjadi Presiden Indonesia,” paparnya.
Anies bagi Istana, kata Huda menjadi sandungan untuk meneruskan berbagai proyek infrastruktur yang menelan biaya triliunan anggaran negara. “Pengalaman Anies saat menjadi Gubernur DKI merupakan pukulan telak bagi Istana,” jelas Huda.
Berbagai proyek Anies di Jakarta dihapus oleh Pj Gubernur DKI Heru Budi Hartono yang notabene orang Istana. “Heru itu orang Jokowi, beberapa nama proyek Anies dihapus seperti Jak Lingko diganti Mikrotrans,” ungkapnya.
Luhut sebelumnya sempat meminta supaya presiden pengganti Jokowi tak usah bicara perubahan. Ia mengklaim pemerintah telah menemukan pola agar Indonesia masuk kelompok negara berpenghasilan tinggi (high income country).
Baginya, presiden selanjutnya harus meneruskan resep yang dimiliki Indonesia untuk mencapai hal itu. Menurutnya, jika tidak fokus, tujuan itu tidak akan tercapai.
“Saya berharap siapa pun presiden ke depan harus melakukan ini, tidak usah bicara perubahan lah, bagaimana menyempurnakan, mempercepat proses ini, supaya generasi kalian juga bisa nanti melihat itu, karena kalau kita tidak fokus pada pekerjaan ini, belok-belok, nanti tidak jalan,” katanya, Rabu (14/6).