Eks Presidium GMNI: Publik Menilai Perlakuan Rezim Jokowi Terhadap Anies Cenderung Biadab

Publik menilai perlakuan Rezim Joko Widodo (Jokowi) terhadap Anies Baswedan cenderung biadab. Berbagai karya Anies selama menjadi Gubernur DKI Jakarta dihapus dan dipermasalahkan serta dituding mempunyai masalah hukum.

“Perlakuan terhadap Anies, rezim Jokowi dianggap publik cenderung biadab kepadanya,” kata Eks Presidium GMNI Yusuf Blegur dalam pernyataan kepada redaksi www.suaranasional.com, Jumat (21/7/2023).

Saat bersamaan dengan perlakuan pemerintahan Jokowi yang ramah dan terbuka terhadap oligarki dan negara China, namun terhadap Anies memang beda, tetap bergeming dan tidak reaksioner betapapun bengis dan kejinya kekuasaan memperlakukannya.

“Pastilah ada keyakinan, bahwasanya Tuhan membersamainya ketika spiritualitas memandu setiap hela napas dan olah jiwa seorang Anies Baswedan,” paparnya.

Kata Yusuf, belum pernah ada pemimpin di Indonesia yang menghadapi pembunuhan karakter dan badai fitnah begitu hebat bahkan oleh segelintir bangsanya sendiri yang menjadi komparador sekaligus antek asing.

“Belum pernah ada seorang pemimpin di Indonesia dengan begitu masif berupaya dihilangkan karya-karya dan prestasinya yang menakjubkan oleh rezim kekuasaan,” paparnya.

Belum pernah ada pemimpin di Indonesia yang ingin mewujudkan kemakmuran dan keadilan sosial bagi seluruh rakyatnya, harus menghadapi kekuatan oligarki yang Machiavellis.

Yusuf mengatakan, Anies dijegal, terus dikriminalisasi, dan bisa saja terancam jiwanya oleh kekuatan konspirasi jahat yang tidak menginginkan perubahan dan keadaan Indonesia yang lebih baik.

Anies seperti tidak diinginkan kehadirannya di panggung presiden oleh rezim dan kroni pengekor oligarki. Anies juga seolah-olah dibuat menjadi musuh kemajemukan, anti keberagaman. Bersama semua kurcaci buzzer dan para mafia yang telah menguasai orang dan sistem dalam penyelenggaraan negara, pemerintah memiliki desain “Asal Bukan Anies” dalam platform politik pilpres 2024.

“Anies dianggap tidak bisa bekerja sama, tidak bisa dipercaya dan menjadi ancaman sekaligus figur pemimpin yang berbahaya bagi rezim kekuasaan yang tiran,” jelasnya.