Oleh: H. Memet Hamdan SH, MSc Pengamat Kebudayan dan Pembangunan, tinggal di Bandung.
Pilpres 2024 secara penjadwalan, logis dan terukur, akan terjadi Buĺan Februari 2024. Artinya, rezim inkumben akan memenangkan pemilihan ini dengan lancar dan bersih, memperoleh suara Hak Pilih Rakyat sebesar diatas 50 %. Kondisi hasil Pilpres seperti ini akan terjadi bila Anies Rasyid Baswedan (ARB) tidak tampil menjad Capres karena dia tidak memperoleh dukungan suara Partai yang cukup, Presidential Tracehold yang mensyaratkan dukungan suara Partai minimal 20 %. Secara kongkrit, hal ini akan terjadi bila Rezim Inkumben berhasil mendorong Moeldoko merebut Partai Demokrat atau menjerumuskan Partai NasDem sehingga Surya Paloh (SP) “balik kanan” mencabut dukungannya kepada A.R.B. Dalam situasi seperti itu, di Pilpres R.I. akan terjadi “head to head” antara Ganjar Pranowo (GP) melawan Prabowo Subianto (PS), karenanya Inkumben tidak akan merasa kalah dalam Pilpres 2024. Agustus 2023 akan dibuka pendaftaran Capres, kalau saja M.A. mengabulkan kasasi Moeldoko merebut Partai Demokrat di seputaran medio bahkan Ahir Juli 2023 tentunya hal ini akan senyatanya menyulitkan S.P. mendaftarkan ARB sebagai CAPRES.
Lain halnya bila dalam Pilpres 2024 nanti Anies Rasyid Baswedan (ARB) bisa maju sebagai CAPRES didukung oleh minimal 3 Partai Politik : NASDEM, PKS, dan PARTAI DEMOKRAT. Bila ARB melaju menjadi CAPRES bisa terjadi “head to head” GP melawan ARB atau tampil 3 CAPRES : GP, ARB, dan PS. Tampilnya “head to head” GP melawan ARB karena Rezim akan menghadang PS untuk tampil menjadi Capres. Namun demikian, bila PS “bandel” maju sendiri, maka pertandingan “segi tiga” yang akan terjadi. Kalau pertandingan “segi tiga” yang terjadi maka Rezim yang dikendalikan langsung oleh Jokowi akan berusaha untuk tidak kehilangan suara karena “voters” memilih PS. Rezim melalui Jokowi tentunya juga akan berusaha menarik suara ARB untuk memilih PS atau langsung diberikan kepada GP.
Langkah Jokowi dan Rezimnya seperti diatas tentunya harus dihadang. Proses dan tindakan KPU R.I. yang dikendalikan Jokowi tidak boleh terjadi. Jokowi dengan Rezimnya harus dihancurkan. Pilpres 2024 harus menjadi gerbang PERUBAHAN, bukan keberlanjutan program Jokowi, termasuk hidup kembalinya Komunis di Indonesia. Hanya tinggal dua peluang yang menjadi pilihan bagi Oposan. Pertama adalah PEOPLE POWER yang tentunya merupakan tindakan aksi manusia dan pilihan kedua adalah Adzab Allah SWT, yang sepenuhnya merupakan HAK Allah SWT untuk membasmi kedzoliman dan kemunafikan. Kesamaannya, keduanya adalah TAKDIR Allah SWT.
Para pengamat, analis Politik, Praktisi Politik, serta Dosen dan tentunya mahasiswa Ilmu Politik sepertinya akan kehabisan akal karena ternyata bahwa suksesi kekuasaan di Negri ini ternyata menghadapi kendala waktu yang demikian sempit dan hanya tinggal memiliki pilihan diluar akal sehat yaitu PEOPLE POWER atau ADZAB ALLAH SWT.
Semua teori yang dipelajari di ruang kuliah dan kajian logis yang selama ini dikumandangkan oleh demikian banyak suara oposan, kandas pada detik – detik ahir jadwal yang disediakan ketentuan Pemerintah (baca : Jokowi) dengan Rezimnya).
Sa’atnya sekarang ini, semua oposan patut mengikuti IJTIMA Ulama seluruh negri untuk lebih meningkatkan lagi Tafakur dan memuja ke MAHA BESARAN ALLAH agar mampu membaca serta mendengar tanda-tanda pergerakan alam. Tidak semua orang memiliki kemampuan untuk melihat dan membaca ke MAHA KUASAAN ALLAH SANG MAHA MEMBUAT. Sejatinya manusìa harus “menyadari” betapa ada satu atau sesuatu kekuatan maha dahsyat yang bisa menggerakan dan membuat kekuatan semua MAKHLUK untuk mampu meruntuhkan kekuatan rezim yang selama ini tìdak bisa terjamah untuk diruntuhkan. Kita faham Soeharto jatuh oleh gerakan massa, Habibie jatuh oleh parlemen. Sepertinya, gerak-gerik rezim selama ini tidak bisa diruntuhkan dengan kedua cara itu. Masa kritis sudah dibungkam rezim, partai sudah dikuasai Oligarki, oposisi minoritas semakin tdk berarti. Pada titik inilah hal baru diluar akal sehat harus kita pikirkan. Ketika tarekah bumi (perjuangan manusia) sudah menemui jalan buntu, apakah masih tersisa jalan lain? Sebagai manusia yang yakin akan taqwa dan iman, tentu kita menjawab ya : ada KUASA ALLAH SWT.
Senyatanya, Allah SWT mendengar serta akan mengabulkan do’a dan permohonan makhluknya yang tertindas, teraniaya, dan ternistakan oleh kekuatan dan kekuasaan para Pemimpin yang bohong, munkar, munafik, bahkan murtad serta dzolim, yang membawa Negara, Bangsa, dan Rakyat menuju keterpurukan serta kehancuran, bukannya menuju kesejahteraan Rakyat, Kejayaan Bangsa, dan Kedaulatan Negaranya.
Allah SWT sangat mengetahui bahwa ketika usaha manusia berujung mentok, maka DIA akan memperlihatkan ke-MAHAAN-NYA dengan meĺakukan “Empowering” sekelompok Umat tertentu yang misi utamanya mendatangkan “usik Alam” sebagai “pemicu”. Sejatinya, bila usaha manusia yang berperan sebagai oposisi sudah sampai ke titik nadhir, maka bencana alam adalah alternatif yang akan memimpin reformasi kekuasaan. Hal seperti ini telah ditunjukanNYA ketika Allah SWT menghancurkan Umat Nabi Luth dan Firaun dab seluruh pengikutnya.
Kajian kasat, sederhana serta singkat ini mungkin hanya sebuah nada frustasi dan skeptis, namun sejatinya “usik Alam” bisa ditelusuri secara naluri dan intuisi serta “ditanyakan” secara apik, cermat, dan teliti kepada Sang IMAM MURSYID, Al QUR’AN NUR KAREEM. Imam Mursyid telah menyediakan segala jawaban atas pertanyaan semua makhluk-NYA. Namun, memang tidak semua Makhluk memiliki kesempatan dan kemampuan melihat, mendengar, merasakan, apalagi mencerna tanda dan bahasa Alam yang diungkapkan SANG MAHA PENCIPTA dalam bentuk USIK ALAM. Tidak mustahil pula, kesemua ini disebabkan karena sikap makhluk yang selalu tidak puas dengan ucap dan tindak yang dinilainya nyata tapi ternyata terbatasi atau bahkan terabaikan DO’A yang senyatanya memiki kekuatan nyata bahkan bisa melebihi dari nyatanya ucap dan tindakan Makhluk sebagai sesuatu yang dinilainya paling nyata.
Kesemua hal diatas harus diartikan bahwa persoalan hidup dan kehidupan tidak mungkin bisa diselesaikan oleh makhluknya secara sendiri sendiri. Semua Umat yang peduli untuk keselamatan Negri ini harus mampu “ngalarapkeun” semua indra tubuhnya, *Hate jeung keretegna, Mata jeung pangdeuleuna, Irung jeung pangangseuna, Ceuli jeung pangdengena, Letah jeug pangrasana, Uteuk jeung pikiranana.*
Sahabats semua (yang peduli bahwa perilaku Jokowi dengan Rezimnya adalah bohong, dzolim, munafik, murtad) baik yang menjadi pemerhati, pelaku, pembahas, Pencinta, pembelajar Politik serta Insan Politik Negri mari kita tingkatkan diri untuk lebih fokus pada asas-asas kekuatan dan momentum kebangkitan Umat, untuk lebib kuat dan lebih keras memanjatkan do’a kepada Allah SWT agar Allah SWT mensegerakan menurunkan adzab-NYA untuk membinasakan seluruh kedzolìman, kemunafikan, kemunkaran, kebohongan, serta kemurtadan para Pemimpin Negri Indonesia ini dan menggantinya dengan para Pemimpin yang Amanah, Mampu, dan bertekad menyelenggarakan kemakmuran, keamanan, kedaulatan, serta Kesejahteraan bagi Negara, Bangsa, dan Rakyat Indonesia seluruhnya.
Dengan senantiasa meningkatkan Iman dan Taqwa, kita sepenuhnya meyakini : “TÌDAK SEMATA MATA AKU MEMBERIKAN MASALAH BAGI UMATKU KECUALI DENGAN JALAN KELUARNYA” (QS 65 : 2-3).
Aamiin ya Allah ya Mujibaasaa’ilin
SUBHANALAH WALHAMDULILLAH WALAILLAH HAILALLAHUALLAHUAKBAR. INSYA ALLAH.