Gubernur Jawa Tengah yang juga bakal calon presiden (bacapres) Ganjar Pranowo mempunyai catatan dalam kasus Wadas, Purworejo.
“Saat menjabat Gubernur Jawa Tengah membela investor tambang yang jelas-jelas merusak lingkungan hidup daerahnya sendiri dalam Kasus Wadas yang Fenomenal itu. Bahkan Mengancam Rakyatnya sendiri dengan menggunakan kekuatan Aparat Kepolisian,” kata Eksponen PKM IPB 77/78 Indra Adil dalam pernyataan kepada redaksi www.suaranasional.com, Selasa (20/6/2023).
Indra mengatakan, keberpihakan Ganjar kepada rakyat kecil dipertanyakan dalam kasus Wadas yang telah melanggar Hak Asasi Manusia (HAM).
“Bagaimana mungkin masyarakat Indonesia akan memilih Capres yang mempunyai track record mengancam rakyatnya sendiri yang notabene wajib dilindunginya?” paparnya.
Setelah dipimpin Ganjar Pranowo, kata Indra, kemiskinan di Jawa Tengah justru naik ke peringkat lebih tinggi. Meskipun Kementerian Dalam Negeri mencoba meningkatkan kredibilitas Ganjar Pranowo dengan memberikan penghargaan sebagai Gubernur Terbaik Indonesia Tahun 2022.
“Masyarakat terbatas pun tidak ada yang merespon pemberian Penghargaan tersebut, bahkan Media nyaris tak memberitakannya sama sekali sehingga hampir tak terdengar gemanya,” ungkap Indra.
Indra mengatakan, buruh-buruh di Jawa Tengah tidak berminat mendukung Ganjar Pranowo sebagai Capres RI karena Tingkat Upah Minimum Regional (UMR) Jawa Tengah termasuk UMR Terendah di propinsi-propinsi di Indonesia. “Ini menunjukkan bahwa Ganjar lebih berpihak kepada Pengusaha ketimbang kepada buruhnya yang notabene adalah rakyat yang wajib dibela kesejahteraannya,” tegasnya.
Ganjar juga dikenal sebagai pegiat medsos mania, yang rajin berkomunikasi dengan masyarakat secara tulisan dan rasan, sehingga lupa berhubungan langsung dengan rakyatnya sendiri secara lisan dan perasaan.
“Sungguh menyedihkan. Oleh karena itulah Ganjar banyak tidak mengetahui kondisi rakyatnya sendiri baik kondisi kesejahteraan maupun kondisi jalan-jalan raya di wilayahnya. Tidak heran bila datang musim hujan, wilayah-wilayah di Jawa Tengah menjadi Langganan Kebanjiran, bahkan di Ibukota Propinsinya sendiri, Semarang,” pungkasnya.