Saat ini beredar video pengakuan pemimpin pondok pesantren Al Zaytun, Indramayu Panji Gumilang bahwa dirinya komunis.
“Saya komunis, anak-anakku sekarang China umur kemajuannya 25 tahun diukur 98. Pada 98 Indonesia sudah naik hampir bersamaan dengan China dipotong, hancur lagi nol lagi, China naik terus menjadi raksasa segala hal,” kata Panji Gumilang.
Panji Gumilang mengatakan, ekonomi China menjadi kekuatan dunia yang bisa menyalip kapitalis Amerika Serikat (AS) dan Eropa. “China sebagai pendatang baru harus kuat daripada raksasa tua. Kaum kapitalis Eropa sudah hidup ratusan tahun kaya, kapitalis AS ratusan tahun sudah tua,” jelas Panji Gumilang.
Kekuatan China, kata Panji tidak bisa dilepas dari peran Deng Xiaoping yang terkenal dengan pernyataannya ‘tidak peduli apakah itu kucing putih atau kucing hitam, selama bisa menangkap tikus, itu adalah kucing yang baik’
“Jangan pura-pura kucing yang menyayangi tikus seperti yang dilakukan kapitalis,” papar Panji Gumilang.
Deng Xiaoping menekankan tanggung jawab individu dan insentif material. Dia mendesak pembentukan tenaga kerja terampil dan teknisi yang membantu mempercepat pertumbuhan dan perkembangan negara.
Deng bersikeras China tetap menjadi negara sosialis dengan kontrol pusat. Reformasinya tentu meningkatkan kualitas hidup semua masyarakat China.
Selama kepemimpinannya, Deng Xiaoping telah menyetir China ke arah pertumbuhan ekonomi setelah Revolusi Budaya. Berkat kebijakannya, ekonomi China berkembang pesat, standar hidup meningkat, kebebasan pribadi dan budaya yang meluas (dibanding era sebelumnya), dan hubungan China membaik dengan dunia internasional.
Walaupun menggunakan kebijakan pasar bebas untuk mengubah China menjadi negara maju, Deng Xiaoping meninggalkan China dengan pemerintahan yang otoriter dan berkomitmen pada aturan satu partai, yaitu Partai Komunis China. Beberapa tugu peringatan dan patung dibangun untuk memperingati dan menghormati kontribusi beliau selama masa kepemimpinannya di China.