Politikus PPP yang juga mantan koruptor Romahurmuziy (Romi) memanupulasi karya Imam Al Mawardi Al Ahkam as Shultoniah demi membela pemimpin yang menyukai film porno (bokep).
“Romi mengklaim, dalam Kitab Al Ahkam as Shultoniah karya Al Mawardi disebutkan bahwa seorang pemimpin yang ahli maksiat pun masih memiliki hak untuk ditaati, sepanjang dia tidak melarang kebebasan beragama. Entah dalam bab apa dan halaman berapa redaksi atau kesimpulan ngawur ini diambil Romi dari kitab al Ahkam as Shultoniah,” kata Sastrawan Politik Ahmad Khozinudin kepada redaksi www.suaranasional.com, Kamis (11/5/2023).
Kata Romi, partainya Romi (PPP) telah mendeklarasikan dukungan kepada Ganjar Pranowo. Dukungan kepada orang yang gemar menonton video porno, bangga dan bahkan mempertanyakan dimana letak kesalahan menonton video porno.
Mungkin saja, maksud Romi adalah bahwa umat Islam tetap harus memilih Ganjar dan taat kepada Ganjar, meskipun Ganjar adalah seorang Bokeper (penyuka video bokep, sebutan lain untuk video porno). Jadi, Romi telah berdusta atas nama imam al Mawardi agar umat Islam terkecoh, dan permisif terhadap perilaku maksiat dan memberikan dukungan kepada calon pemimpin, meskipun ahli maksiat.
“Perlu untuk diketahui, kitab al Ahkam as Shulthoniyah adalah kitab yang membahas tentang ketatanegaraan Islam. Tak ada kaitannya dengan Pilpres. Dalam kitab tersebut, tak ada bahasan seorang pemimpin harus sidiq, amanah, tabligh, dan fatonah. Ini adalah sifat sifat Rasulullah SAW, bukan syarat untuk menjadi pemimpin,” paparnya.
Di dalam kitab Al Ahkam as Shulthoniyah, al Mawardi, kata Khozinudin mensyaratkan calon pemimpin atau Calon Khalifah harus memenuhi syarat in’ikad yaitu harus Muslim, laki-laki, adil, berakal, dewasa, merdeka, memiliki kemampuan untuk mengemban amanah kekuasaan dan harus dari suku Quraisy.
“Syarat yang ditulis al Mawardi ini sama dengan yang disepakati oleh para ulama kecuali masalah suku Quraisy. Bagi para ulama, mayoritasnya menjadikan Quraisy hanya sebagai syarat afdholliyah, bukan syarat akad,” jelasnya.
Tak pernah, ada satupun bab, bahkan paragraf dari kitab al Ahkam as Shulthoniyah yang menyatakan pemimpin yang ahli maksiat harus ditaati, sepanjang dia tidak melarang kebebasan beragama.
“Jadi, Romi kalau mau mendukung Bokeper Ganjar Pranowo, dukung saja sendiri. Tidak usah mengajak umat Islam. Apalagi, berdusta atas nama Imam al Mawardi,” pungkasnya.