Dokter Eva Chaniago: Kami akan Melawan RUU Kesehatan sampai Titik Darah Penghabisan

Dokter dan tenaga kesehatan (nakes) akan melawan RUU Kesehatan sampai titik darah penghabisan.

“Dan Kami NAKES Indonesia akan MELAWAN sampai tetes darah penghabisan, karena kami juga rakyat..keluarga kami juga rakyat yang kelak juga akan menjadi pasien,” kata Dokter Eva Chaniago di akun Twitter-nya, Selasa (9/5/2022).

Dokter Eva mengatakan, protes yang dilakukan dokter dan nakes terhadap RUU Kesehatan bertujuan sangat baik untuk bangsa Indonesia.

“Dan KAMI tidak ingin jadi korban Dokter & Nakes yg ugal-ugalan,” papar Dokter Eva.

Kemenkes sudah memiliki banyak PR, masih tingginya kasus stunting, kematian ibu melahirkan, alat dan obat yang sering kosong dan sebagainya.

“Jadi sudahilah keinginan buruk ingin menguasai semua. Selesaikan saja masalah yang ada, jangan malah menambah masalah lagi,” tegas Dokter Eva.

Dokter Eva mengatakan, dokter dan nakes yang mendukung RUU Kesehatan ini tidak seberapa, dan bisa dicek track recordnya. Rata-rata mereka tidak berpraktik lagi, tak paham lapangan, dan beberapa punya masalah pribadi dengan profesinya. Namun malah mereka yang lebih didengar

“Nakes yang berpikiran pragmatis, egois hanya mementingkan diri sendiri tentu sangat mendukung RUU ini, karena mereka merasa bisa bebas praktik sesukanya, tanpa pengawasan Organisasi Profesi (OP).

Sistem yang digadang-gadang akan ampuh menggantikan fungsi OP tidak akan bisa mengenali pelanggaran baik etik, disiplin dan tindakan malpraktek seorang dokter dan nakes.

“Hanya Organisasinya yg bisa mengawasi memantau dan melindungi rakyat dari pelanggaran oleh oknum nakes ini.Dan sudah dibuktikan selama ini. Jadi jelas bahwa RUU Kesehatan ini tidak layak untuk diteruskan,” ujarnya

Dokter Eva sangat memberikan apresiasi dan tersentuh terhadap Prof. Dr. dr. Zainal Muttaqin, Ph.D, Sp.BS yang ikut berdemonstrasi menolak RUU Kesehatan.

“Beliau begitu tulus, tidak sedikitpun terlihat penyesalan di wajah beliau atas kesewenangan kemenkes yang telah melakukan pemecatan terhadap beliau. Namun jelas tergambar dari wajah beliau, kegusaran sangat akan nasib pasien, nasib rakyat Indonesia ke depan, jika sampai RUU Kesehatan Omnibuslaw ini dipaksakan ketok palu…dan tetap dilakukan penghilangan Profesi, Kolegium & Konsil beserta fungsinya,” jelasnya.

“Karena dgn hilangnya OP, Kolegium & Konsil yang selama ini hadir saling melengkapi demi mendidik, mengatur dan melindungi tenaga kesehatan agar dalam menjalankan profesinya dengan profesional, agar nakes tidak ugal-ugalan dalam melakukan pelayanan sehingga membahayakan & merugikan pasien.”

Simak berita dan artikel lainnya di Google News