Serangan Mafia kepada Bacapres Anies Baswedan Semakin Brutal

Oleh: Memet Hakim-Pengamat Sosial, Ketua Wanhat APIB

Ibarat akan ada pertandingan sepakbola, pemainnya biasa saja melakukan persiapan untuk bertanding, mereka masing-masing mencoba posisi para pemain agar bisa memenangkan pertandingan di tingkat nasional. Masalahnya bukan pada pemain, tapi pada mafia bola ini, mereka ingin agar timnya menang telak. Lawan main yang ditakuti adalah tim kesebelasan yang didukung oleh berbagai supporter atau bobotoh fanatiknya. Suporter Jack Mania, Bobotoh Persib, Bonek, Aremania, Laskar Ayam Jantan, dan berbagai supporter yang bersatu karena tim harapan mereka bersama yang akan bertanding. Tim yang menang akan juara Indonesia selama 5 tahun ke depan.

Menurut aturan kejuaraan setelah 2 x menang harus diganti, tapi geng mafia yang mengendalikan tim kesebelasan asuhan mereka tidak ingin dilepas begitu saja, karena tim juara yang mau berakhir ini menguntungkan mereka. existing, terus berupaya menekan dan menyerang supaya tim yang didukung oleh supporter ini mundur, Geng mafia ini paham jika ada pertandingan secara fair tim andalan mereka akan tercecer dan kalah. Selain beda level kualitas permainan tim yang mereka jagokan merupakan macan ompong belaka dan tidak memiliki rekam jejak yang baik. Diatas kertas tim dukungan supporter akan menang telak, akan tetapi ini tidak dikehendaki oleh cukong mafia ini, karena kapten kesebelasan tim dan manajemennya tersebut tidak bisa dikendalikan oleh geng mafia, karena terlalu jujur dan tidak mau bermain curang. Pada intinya tim ini ingin ada perubahan dan ingin merdeka dari pengaruh geng mafia dan tim andalan cukung mafia ingin bertahan seperti ini yang mau dijadikan bonekanya.
Waktu pertandingan masih beberapa bulan lagi, masih cukup waktu untuk terus menerus mempersiapkan tim. Tetapi cukong geng mafia selalu mencari jalan untuk menghancurkan tim yang didukung supporter ini supaya tidak ikut bertanding. Cukuplah tim yang mereka siapkan saja yang bertanding, karena semua bisa diatur, siapa pemenangnya, skorenya, semua harus bisa diatur. Bahkan untuk para pemain dan tim manajemennya bentukan geng mafia telah disiapkan, asalkan mereka menurut kemauan, dana siap mengucur.

Sang kapten kesebelasan dukungan suporter telah ditunjuk secara resmi, akan tetapi timnya belum ditentukan. Timnya diharapkan terdiri dari para pemain anti suap. Para suporter sudah muak dengan permainan mafia bola ini, mereka ingin agar tim Nasional ini dimenangkan oleh mereka agar bebas dari pengaruh cukong. Mereka ingin permainan bola ini menjadi berkualitas dan menarik untuk ditonton.

Nah untuk menggagalkan tim dukungan supporter ini, pimpinan mafia telah menghalalkan segala cara agar manajemen tim tidak menggunakan sang kapten, mencoba menyandera manajemen supaya mereka mau mengikuti perintahnya, tapi gagal.

Selain itu mafia ini mencoba mengkriminalisasi sang kapten supaya ditahan KPK, tampaknya belum juga berhasil. Kemudian mencoba mengambil alih manajemen tim yang dipimpin seorang pensiunan jenderal, juga juga belum berhasil. Sejauh ini serangan mafia terhadap sang kapten dan serangan terhadap tim manajemen belum berhasil, karena para supporter ikut melindunginya. Serangan berikutnya adalah dengan cara menunda waktu pertandingan yang dilakukan secara resmi ataupun tidak. Upaya penjegalan ini lewat para panitia pertandingan dan pejabat terkait yang mudah disuap serta menciptakan opini agar pertandingan sebaiknya ditunda.

Parahnya lagi kaki tangan mafia ini mau saja disuruh membuat opini bahwa sang kapten tidak berkualitas dan tidak punya kapabilitas untuk memimpin tim, tapi dengan cara demikian justru jumlah suporternya semakin bertambah.

Waktu pertandingan semakin dekat, tim bentukan mafia belum berhasil menentukan siapa kaptennya, semua sibuk berhitung apa yang akan mereka peroleh, keuntungan dan benefit apa yang akan didapat. Mereka juga berhitung berapa dana dari cukung yang dapat dialirkan, sehingga bukan bermain sepakbola lagi tujuan mereka bertanding, tetapi semacam orang berdagang, untung rugi bukan kalah menang. Tidak mengapa mereka kalah asal dapat uang, kira2 begitulah cara berpikir. Cukong juga berpikir hal yang sama, berapa duit yang diperoleh jika tim mereka menang atau mereka akan rugi berapa jika timnya kalah.

Masih ada kesebelasan dan manajemen timnya yang rela menjual timnya asal mendapatkan uang, Integritas bukanlah yang utama. Berbeda dengan tim dukungan supporter yang ingin main secara satria, bebas suap, bebas judi, kehormatan adalah segalanya. Nah kita tunggu serangan berikutnya seperti apalagi ya ? Jika saja cukong mafia ini waras, tentu mereka akan senang jika tim kesebelasan yang menang itu adalah the dream team, bukan boneka seperti yang mereka impikan. Bisnisnya menjadi bis normal, bebas rasa takut dan bebas pemerasan juga.

Yang repot adalah panitia pertandingan sudah berada dipihak geng mafia, sehingga rencana licik sudah disiapkan sejak dini, dengan demikian wasit juga tentu akan dipilih yang berpihak pada mafia tersebut. Tim dukungan supporter menghadapi tim yang didukung oleh panitia & wasit yang berpihak pada cukung mafia, pihak keamananpun berpihak pada mafia. Sponsorship telah disiapkan oleh para cukong mafia ini, sehingga jika terjadi pertandingan akan sangat keras, karena tim dukungan supporter harus melawan 4 tim lawan sekaligus yakni tim kesebelasannya, tim mafia, tim wasit dan tim keamanan. Walau demikian terlihat tidak ada kegentaran pada tim dukungan suporter ini, semua supporter siap menghadapi situasi yang paling jelek sekalipun, perubahan harus terjadi.

Bandung April 2023