Oleh : Sholihin MS (Pemerhati Sosial dan Politik)
Ternyata oh ternyata… para Anggota DPR yang gagah-gagah ternyata mereka banyak yang hatinya iblis. Bambang Pacul, Arteria Dahlan dkk dari Komisi III telah membuka aib-aib para Anggota Dewan. Kata Arteria, dia tahu kebobrokan mereka tapi sengaja ditutup-tutupi, alasannya biar tidak gaduh. Bukankah menyembunyikan tindak kejahatan (para koruptor) adalah sebuah kejahatan ?
Kedunguan, kezhaliman, dan “perbudakan” telah dipertontonkan oleh Para anggota DPR yang terkutuk. Dalam rapat dengar pendapat (RDP) antara DPR Komisi III dan Menkopolhukam, Prof. Mahfud MD para anggota DPR mempertontonkan kedunguan tapi berlagak pintar dan suaranya lantang. Padahal mereka bukan lagi wakil rakyat tapi cuma perampok yang berdasi dan telah menjadi budak oligarki dan Ketum partainya, mereka telah jadi maling, zhalim، dan menindas rakyat. Sungguh sangat memalukan dan mengenaskan. Harusnya dengan dosa-dosa mereka, mereka tidak pantas duduk di Gedung DPR yang terhormat, mereka yang telah menjadi koruptor selayaknya dihukum mati atau mendekam di jeruji besi.
Dengan masih lantangnya suara mereka, mereka adalah para iblis yang berwujud manusia. Tolong catat dan camkan baik-baik nama-nama dan wajah mereka. Tahun 2024 jangan sekali-kali mereka dipilih lagi, demikian juga tenggelamkan partainya jika tidak segera bertobat dan berbalik arah untuk mendukung pemberantasan korupsi dan memperjuangkan rakyat kecil, termasuk jika mereka tidak mendukung RUU tentang perampasan harta para koruptor.
Pantas saja selama periode Jokowi para anggota DPR kerjanya hanya jadi kacung oligarki taipan dan menindas rakyat, sehingga semua produk Undang-undang selama rezim Jokowi tak satupun yang berpihak kepada rakyat. Mulai dari Pemilu, UU Minerba, UU Covid-19, KUHP, UU Cipta Kerja, dll. Rupanya Anggota DPR sudah jadi kacung oligarki taipan dan pengkhianat rakyat. Mereka sudah berubah jadi manusia tuli (terhadap jeritan rskyat) dan tidak berhati Nurani. Sungguh salut kepada Anggota DPR dari PKS yang masih setia memperjuangkan rakyat.
Dan sekarang DPR telah mengambil jarak yang sangat jauh dengan rakyat, baik bangunannya, manusianya, maupun keputusan-keputusannya. Sebutan Dewan Perwakilan Rakyat sudah tidak pantas lagi, yang pantas adalah *Dewan Perampok Rakyat*, atau *Dewan Penindas Rakyat*, atau *Dewan Pengkhianat Rakyat*
Aneh, sekarang DPR jadi musuh rakyat, Gedung DPR bukan lagi Rumah Rakyat, tapi sarang koruptor dan kantor kacung oligarki.
Sudah selayaknya DPR dibubarkan saja.
Bandung, 11 Ramadhan 1444