Oleh: Sholihin MS
Makin terkuak : pengendali utama rezim ini bukan Jokowi, tapi Luhut Binsar Panjaitan (LBP). Dan ternyata, (dalam realitanya) Jokowi hanyalah seorang Presiden formalitas, Presiden dalam penampilan (di depan masyarakat Indonesia dan dunia). Penguasa yang sebenarnya (the real President) itu ternyata LBP.
Pantas setiap ada tugas berat untuk Presiden langsung oleh Jokowi diserahkan kepada LBP (bukan ke Menteri yang menangani bidangnya?). Ada yang menyebut 10, 13, 14 jabatan. Rocky Gerung pernah menyebut
.ada 27 jabatan yang dipegang Luhut. Seolah segalanya Luhut yang ngatur (apakah pemerintah kekurangan orang yang cakap ?), tapi yang muncul tetap Jokowi. Pantas saja Jokowi tidak pernah benar-benar menguasai permasalahan yang sedang ditanganinya, selalu menyerahkan kepada orang lain untuk menjelaskannya, karena mungkin itu bukan ide dia. Beberapa kali statemen Jakowi bertentangan dengan statemen dirinya pada saat yang lain. Demikian juga tentang IKN, Jokowi malah keceplosan kalau IKN bukan ide dia. Jadi gagasan siapa ? Tiada lain gagasan orang yang paling dipercaya (oleh Jokowi dan taipan), yaitu LBP. Mungkin demikian juga tentang proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung.
Setiap ada rakyat atau oposisi yang mengkritik kebijakan rezim Jokowi, maka Luhutlah yang pertama-tama tersinggung. Jokowi mah happy-happy saja, sekeras apa pun kritikan itu, karena Jokowi seolah tidak terbebani apa-apa. Padahal, baik secara hukum (Undang-undang), segala keputusan, kewenangan, dan akibat yang bakal terjadi apakah akibat baik maupun buruk menjadi tanggung jawab Presiden.
Kenapa LBP begitu superior dan ditakuti oleh seluruh pejabat di rezim ini ? Karena LBP adalah tangan kanan China, baik para oligarki taipan maupun Negara China komunis. Jika rezim Jokowi gagal, orang pertama yang akan dihabisi China adalah LBP karena dianggap tidak becus kerjanya. Jadi LBP itu membela China bukan Indonesia. Sudah tepatkah jika Luhut disebut sebagai pengkhianat bangsa Indonesia ?.
Segala kekacauan di Indonesia itu otaknya Luhut, termasuk yang /mengendalikan Ketum-ketum parpol-parpol dan para anggota Dewan yang (harus mulia tapi jadi) tercela. Hampir semua Dewan (selain PKS) disetir oleh Luhut. Semua produk Undang-undang di era Jokowi tidak ada yang berpihak kepada rakyat hanya melayani kepentingan oligarki hitam para taipan.
Sewaktu Anies menghentikan proyek reklamasi, orang Indonesia yang paling murka adalah Luhut. Ternyata LBP mulutnya Pancasila tapi “jiwanya” China komunis, yang telah menjadi musuh rakyat Indonesia. LBP tidak memikirkan betapa menderintanya rakyat Indonesia.
Luhut seorang pengusaha sukses, tujuan dari bisnisnya yang terbaca adalah untuk mengeruk keuntungan sebesar-besarnya, tidak peduli rakyat mau sengsara atau mati. Selama Jokowi berkuasa, kehidupan rakyat Indonesia semakin sengsara, terpuruk, dan terus saja dihisap darahnya sampai kering dengan berbagai kebijakan yang tidak pro rakyat. Gaya pendekatan LBP kepada rakyat persis gaya pemerintahan komunis China yang menyengaja memiskinkan rakyat supaya mudah dikendalikan dan diadu domba.
Menghadapi Pilpres 2024, orang yang paling panik setelah keluarga Jokowi adalah LBP. Mengapa ? Karena jika Anies Presiden banyak program Jokowi yang terbengkalai. Walaupun program-program di rezim ini atas nama Jokowi, tapi sebenarnya otaknya adalah LBP. Sehingga ketika kebijakan rezim Jokowi gagal atau mangkrak sebenarnya yang pantas disalahkan dan paling bertanggung jawab adalah LBP
Maka ketika melihat kenyataan bahwa Anieslah Bacapres yang paling berpeluang menang yang sangat didambakan oleh seluruh lapisan masyarakat, orang paling murka adalah LBP baru Jokowi, keluarganya, kroninya dan para pengusaha dan politisi hitam.
Ada banyak alasan LBP murka jika Anies Presiden : Pertama, Anies dianggap orang yang akan “menghancurkan” bisnis (hitam) para oligarki taipan; kedua diduga Anies akan menghambat bisnis (hitam) LBP bakal ketiga, China akan murka kepada LBP dan bisa jadi ke depan tidak akan dipercaya lagi; keempat, proyek-proyek oligarki taipan bisa-bisa terbengkalai (mangkrak) sampai-sampai LBP berkara : presiden berikutnya yang tidak meneruskan program Jokowi (baca : LBP) itu bodoh; kelima gerak politk China dan oligarki taipan bakal terhambat; keenam, karir politik LBP terancam berakhir, kecuali LBP bikin partai tersendiri untuk jadi oposisi Anies.
Insya Allah, Anies tahun 2024 telah dikehendaki oleh Allah, alam semesta, rakyat Indonesia, dan masyarakat dunia internasional untuk memimpin Indonesia. Jika ini sudah kehendak Allah, tidak ada satu kekuatan pun yang bisa menghalanginya.
Bandung, 6 Sya’ban 1444
Sholihin MS