Setalah diungkap secara lebih transparan, ternyata kasus perjanjian Anies-Prabowo dan hutang-piutang Anies-Sandi telah didramatisir dan dibuat sensasi oleh pihak tertentu. Memang awalnya mencengangkan dan membuat tanda tanya banyak pihak. Tapi berkat kepercayaan (trust) dari masyarakat kepada track record Anies, telah memotivasi masyarakat untuk melakukan tabayyun (klarifikasi) dan mengetahui duduk permasalahan yang sebenarnya. Setelah ada klarifikasi dari Sudirman Said, orang yang selalu bersama Prabowo yang sekarang jadi tim kecil Anies, juga klarifikasi dari Anies sendiri dan juga dari Hendri Satrio, teman dekat Anies, ternyata antar berita yang tersebar dengan fakta sebenarnya tidak ada kesesuaian.
Kita patut mempertanyakan tujuan pengungkitan kasus ini di publik. Kalau tujuannya bukan untuk tujuan politik, seharusnya minta pertanggungjawabannya secara personal, tidak diungkap di publik. Ketika sudah diungkap di publik maka menimbulkan berbagai macam interpretasi dan akan jatuh kepada suuzhan (buruk sangka). Jika memang tujuannya politik dan untuk men-downgrade citra Anies, pada faktanya yang terjadi justru sebaliknya, menjadi blunder dan bumerang bagi pembuat fitnah. Bagi para buzzer rp, Anies haters dan Ganjaris tentu sangat senang jika ada berita-berita semacam ini lalu digoreng sedemikian rupa demi menjatuhkan Anies. Alhamdulillah, citra Anies bukannya jatuh tapi malah mendapat pembelaan dan juga empaty dari banyak pihak. Anies insya Allah tidak akan jatuh dengan berbagai framing buruk bahkan fitnah sekalipun.
Perihal perjanjian Anies Prabowo walaupun secara eksplisit tidak disebutkan untuk hanya tahun 2019, tapi secara implisit sudah pasti berlaku untuk pilpres 2019. Secara logika akal sehat perjanjian itu berlaku untuk waktu ketika Anies menjabat sebagai Gubernur DKI, tidak mungkin untuk seumur hidup atau waktu yang tidak tertentu. Jika waktunya bukan untuk Pilpres 2019, berarti Prabowo menginginkan Anies tidak maju di pilpres 2024, 2029, 2034, dst. selama Prabowo nyapres ? Kalau itu yang terjadi, berarti Prabowo ingin memperbudak atau membelenggu Anies ? Sebegitu berkuasanya kah Prabowo terhadap jiwa Anies ?
Semakin masalah perjanjian ini diungkit, akan semakin menjatuhkan nama baik Prabowo sendiri. Bahkan mungkin juga saat ini karier politik Prabowo sudah diujung tanduk. Apalagi Prabowo telah dicap masyarakat pendukungnya telah berkhianat dengan bergabungnya Prabowo dengan rezim Jokowi. Kita lihat saja bagaimana kepercayaan rakyat di pilpres 2024, apakah elektabilitasnya makin naik atau bahkan akan terjun bebas ?
Soal hutang piutang antara Anies dengan Sandiaga Uno, seperti yang dijelaskan Sudirman Said dan Hendri Satrio berdasarkan kesepakatan mereka berdua (di atas hitam putih) : jika mereka menang dalam pilgub DKI, maka hutang itu menjadi lunas, tetapi jika mereka kalah, maka itu menjadi hutang Anies Memang redaksi itu agak aneh tidak seperti kebiasaan perjanjian hutang di mana jika menang akan jadi beban hutang, tapi jika kalah dianggap lunas.
Tujuan Anies membuat klausul yang berbeda dari biasanya agar bagi yang menang tidak terbebani hutang untuk membayar yang memancing untuk melakukan tindakan korupsi Jika yang menang hutangnya besar, maka korupsinya semakin besar.
Jadi pengungkitan soal hutang-piutang antara Anies dengan Sandi untuk kepentingan Pilgub DKI 2017 tidak berdasar, karens sesuai dengan klausul dalam perjanjian itu, sebenarnya hutang itu telah selesai, bukan karena kerelaan atau keikhlasan Sandi. Sekarang semuanya sudah clear kan ?
Pengungkitan masalah hutang-piutang antara Anies dan Sandi oleh Sandiaga Uno dan Erwin Aksa menjelang pilpres 2024 dipastikan untuk tujuan politik untuk men-downgrade citra Anies dan untuk melambungkan elektabilitas Gerindra (oleh Sandi) dan Golkar (oleh Erwin Aksa). Tapi itu tidak bakalan terjadi. Yang terjadi justru sebaliknya. Nama Sandiaga Uno akan terpuruk dan bisa jadi citra buruk itu akan terus melekat di hati dan benak rakyat. Rakyat tidak akan percaya lagi kepada ketulusan Sandi, apalagi Sandi sudah dua kali ingkar janji :pertama meninggalkan jabatan wagub untuk jadi cawapres Peabowo, yang kedua bergabungnya Sandi dengan Rezim Jokowi.
Ibarat pepatah : Sekali lancung ke ujian, seumur hidup tidak akan dipercaya
Wallahu a’lam
Bandung, 18 Rajab 1444
Sholihin MS