Kolonel (Purn) Sugeng Waras memberikan pengakuan menjadi target pembunuhan di mana saat mendapat serangan orang yang tidak dikenal menggunakan pisau diarahkan ke dada dan perut. Namun serangan itu bisa ditangkis Kolonel (Purn) Sugeng Waras dengan kedua tangannya.
“Berencana membunuh saya karena di samping orang itu menusuk kedua paha saya, juga mengarahkan tusukanya ke arah perut dan dada saya, yang dengan sebisanya saya tangkis dengan kedua lengan tangan saya yang mengakibatkan kulit lengan kanan bagian atas terkelupas,” kata Sugeng Waras dalam keterangan kepada redaksi www.suaranasional.com, Senin (2/1/2023).
Kata Sugeng Waras, ada orang yang memberikan arahan dan melindungi penusuk yang jaraknya kurang lebih setengah meter.
“Setengah meter di belakang orang penusuk tadi ada satu orang lagi yang nampaknya berfungsi melindungi atau menjaga sang penusuk,” ungkapnya.
Ketika Sugeng dalam kondisi terluka dan mengucurkan banyak darah dan dikira sudah terluka parah, para penusuk meninggalkan lokasi.
“Saat mereka mundur, saya minta tolong kepada orang-orang yang berada di sekitar TKP (sekitar 30 orang) namun tidak ada yang bergeming. Saat itu saya dalam posisi berdiri di tengah jalan sekitar satu meter di depan mobil saya dengan simbah darah yang tumpah di karpet dan jok mobil, di celana dan sebagian baju saya serta belambangan di aspal jalan,” paparnya.
Sugeng Waras merasa pedih, sakit di kedua kaki karena banyaknya darah yang keluar, badan terasa lemas, kaki tidak bisa goyang dan tidak bisa terangkat atau bergerak, kepala pusing dan nafas tersengal sengal berat.
“Saya dengar ada teriakan orang yang meyuruh saya untuk bertahan dan tetap bernapas. Karena saya merasa semakin lemas, saya paksakan mendekat dan merobohkan diri di kursi mobil,” paparnya.
Tak lama kemudian ada orang yang membantu menaikkan Sugeng Waras ke mobil bernama Aditya 20 tahun dan sepupunya Reza 19 tahun, dari Ciwedy, yang sudah 1 th tinggal di Citeurup, yang dengan berani, ikhlas dan sadar, menolong bak orang tuanya sendiri yang dalam keadaan darurat bersimbah darah di depan orang banyak justru tidak ada yang bertindak.
“Aditya nyopir, Reza memandu dengan speda motor didepan mobil menuju RS yang terdekat. Seterusnya sudah tak ingat lagi,” jelasnya.
Ia baru sadar setelah tiba di RS Cibabatdan dioperasi hingga jam 24,00. Kemudian jam 02 00 jum’at dipindahkan ke RS Dustira dioperasi ulang pagi harinya
“Pendapat saya sudah tidak sulit lagi bagi polisi untuk melakukan penangkapan, karena foto oknum yang telah ditunjukkan oleh polisi melalui video kepada saya mirip seperti yang menusuk saya,” ungkapnya.
Sugeng Waras meminta petugas dari TNI untuk segera bergabung dengan kepolisian untuk mengungkap motif pelaku dan aktor intelektualnya.