Pembunuhan enam Laskar FPI (KM 50) mirip dengan kasus terbunuhnya Brigadir Yoshua di mana ada skenario CCTV yang hilang, kebohongan serta menyalahkan yang sudah meninggal.
“Kasus KM 50 sangat jelas orag-orangnya Sambo, siapa yang memanfaatkan, project manager tanya Kapolda Metro Jaya, tidak ada yang berani karena yang memerintaahkan lebih tinggi lagi, jika Kapolda Polda Metro Jaya digeser banyak yang bernyanyi. KM 50 duplikat Sambo,” Aktivis UI Watch Taufik Bahaudin di akun YouTube UI Watch, Senin (26/12/2022).
Taufik memahami posisi sulit Kapolri Jenderal Listyo Sigit dalam mengungkap kasus KM 50. “Yang dilakukan Kapolri hanya mempersilahkan jika ada novum baru. kami memahami kesulitan Kapolri dalam kasus KM 50,” paparnya.
Selain itu, ia mengatakan, kekacauan bangsa Indonesia saat ini diakibatkan PKI Gaya Baru di mana dimunculkan permusuhan, akal-akalan, memusuhi umat Islam.
“Saya punya basis paparan riset mahasiswa S3 UI yang dipaparkan November 2015 forum purnawirawan TNI/Polri di Balai Sudirman. Dalam penjelasannya PKI gaya baru tidak tampil di permukaan melempar seakan masalahnya bukan mereka, menyusup partai islam besar menggunakan tangan orang laain untuk mendukung strategi yang didukung PKI Gaya Baru,” papar Taufik.
Kata Taufik, PKI Gaya Baru melakukan kudeta konstitusi dengan melakukan degradasi terhadap Pancasila dan UUD 45.
“Kudeta konstitusional melalui Omninubus Law Cipta Kerja, KUHP baru yang mana bertentangan pancasila sebagai dasar negara. Amandemen UUD 45 harus mengacu lima pancasila. Pancasila didegradasi hanya menjadi ideologi. Semua ini berkiblat ke Partai Komunis China (PKC),” jelasnya.
Ciri lain PKI Gaya Baru, menurut Taufik memunculkan tudingan radikal kepada kelompok Islam, polisi diacak-acak, penyusupan di tubuh di TNI AD. “Polisi yang baik banyaak. TNI disusupi ada jenderal baliho,” pungkas Taufik.