Pembawa air siraman Kaesang bernama Sri Roso Sudarmo. Air siraman untuk Kaesang Pangarep itu dikirimkan Sri Roso Sudarmo dari kediaman Erina Gudono selepas acara pengajian.
Konon air siraman yang akan diantarkan Sri Roso Sudarmo dan digunakan Kaesang Pangarep dan Erina Gudono itu berasal dari tujuh sumber air mata.
Sri Roso Sudarmo dikaitkan dengan dugaan kematian wartawan Harian Bernas, Fuad Muhammad Syafruddin, stau yang lebih akrab dikenal dengan nama Udin.
Sebelumnya, Sri Roso Sudarmo sempat dijatuhi hukuman 9 bulan penjara pada 2 Juli 1999 lalu karena dinyatakan bersalah atas kasus suap Rp 1 miliar kepada Yayasan Dharmais.
Yayasan tersebut adalah yayasan yang dikelola mantan presiden Soeharto saat masih menduduki jabatan sebagai presiden.
Uang sebesar Rp1 miliar yang dijanjikan Sri Roso Sudarmo itu adalah bentuk imbalan jika ia berhasil menjabat kembali sebagai bupati Bantul untuk periode 1996-2001.
Terkait dugaan hubungannya dengan kematian Udin, berawal dari aksi penganiayaan yang dialami pekerja pers tersebut yang terjadi pada 13 Agustus 1996 sekitar pukul 23.30 WIB.
Udin dianiaya oleh pria tak dikenal di depan rumah kontrakannya, di dusun Gelangan Samalo, Jalan Parangtritis Km 13 Yogyakarta.
Ia pun kemudian dilarikan ke RS Bethesda, Yogyakarta dan mengalami koma.
Hingga akhirnya Udin dinyatakan meninggal dunia akibat parahnya pukulan batang besi di bagian kepalanya tersebut pada Jumat, 16 Agustus 1996, pukul 16.50 WIB.
Dalam mengusut misteri kematian Udin, sejumlah kejanggalan pun terjadi. Seperti Kanit Reserse Kriminal Umum Polres Bantul saat itu yang berupaya menghilangkan barang bukti hingga akhirnya ia divonis satu tahun delapan bulan penjara.
Hingga kemudian sepekan pasca kejadian tersebut, yaitu pada tanggal 23 Agustus 1996, Sri Roso Sudarmo menggelar jumpa pers di kantor Pemkab Bantul.
Dalam kesempatan tersebut, Sri Roso Sudarmo menyatakan bahwa dirinya sama sekali tidak terlibat dalam kasus pembunuhan Udin. (Dewan Pers/Jtmwork)