Partai NasDem ingin memborong cawapres sehingga PKS dan Demokrat yang diajak berkoalisi belum sepakat. NasDem ingin menawarkan Khofifah Indra Parawansa dan Andika Perkasa sebagai pendamping Anies Baswedan.
“NasDem terkesan ingin memaksakan cawapres pendamping Anies dari partainya. Ada dua nama yang “dipaksakan” NasDem untuk mendampungi Anies, yaitu Khofifah Indar Parawansa dan Andika Perkasa. Upaya Nasdem memaksakan cawapres dari partainya tampaknya sulit diterima Partai Demokrat dan PKS,” kata pengamat komunikasi politik dari Universitas Esa Unggul M Jamiluddin Ritonga kepada redaksi www.suaranasional.com, Jumat (9/12/2022).
Kata Jamiluddin, Demokrat dan PKS tampaknya wajar menolak cawapres dari NasDem karena perolehan kursi mereka pada Pileg 2019 tidak jauh berbeda. Karena itu, tidak boleh ada partai yang mendominasi dalam menentukan pasangan capres yang akan diusung.
“Apalagi cawapres yang ingin dipaksakan NasDem itu tidak istimewa. Khofifah dan Andika misalnya, elektabilitasnya relatif rendah. Bila salah satu diantara mereka dipaksakan menjadi pendamping Anies, tentu tidak akan membantu mengerek elektabilitas Anies.
Di lain pihak, ada kader lain dari Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang elektabilitasnya jauh lebih baik dari Khofifah dan Andika. Namun NasDem terkesan mengabaikannya. Padahal hasil simulasi dari beberapa lembaga survei yang kredibel, pasangan Anies-AHY sangat kompetitif dan berpeluang besar menang pada Pilpres 2024.
“Sementara kandidat dari PKS, Ahmad Heryawan (Aher), memang hingga saat ini elektabitasnya belum muncul. Karena itu, PKS tampaknya lebih realistis dan tahu diri sehingga tidak ngotot untuk mendapat jatah cawapres,” paparnya.
NasDem tidak ada alasan yang kuat untuk memaksakan Khofifah atau Andika menjadi.pendamping Anies. Nasdem tidak boleh tamak dengan memaksakan cawapres pilihannya yang memang tidak menjual.
Jadi, Nasdem lebih baik menyerahkan cawapres pendamping Anues kepada Demokrat dan dan PKS. Biarkan dua partai ini berembuk memutuskan cawapres selama memenuhi kriteria yang sudah disepakati.
“Dengan begitu NasDem sudah menganggap Demokrat dan PKS dalam kesetaraan. Prinsip ini yang kalau dilaksanakan, tentu koalisi Nasdem, Demokrat, dan PKS akan segera terwujud,” pungkasnya.