Oleh : Tardjono Abu Muas, Pemerhati Masalah Sosial
Melihat dan menyimak siaran langsung sidang Ferdy Sambo (FS) Cs dari ruang sidang Pengadilan Negeri Jakarta Selatan lewat siaran langsung TV swasta nasional, paling tidak, ada satu hal yang menggelitik yang bisa kita dengar salah satu di antaranya terlontar di ruang sidang soal munculnya ungkapan “Mutiara Keadilan” yang kesannya sebagai sebuah harapan.
Dalam kehidupan keseharian kita, konotasi “Mutiara” biasanya tertuju pada permata yang memiliki harga atau nilainya yang cukup tinggi atau mahal. Terlontarnya harapan “Mutiara Keadilan” dalam prosesi sidang FS Cs kali ini, sepertinya ada sebuah harapan atau keinginan yang kuat baik yang ada di dalam maupun di luar ruang sidang yang sangat berharap munculnya “Mutiara Keadilan” yang benar-benar berkeadilan tanpa rekayasa.
Terlepas dari harapan menanti “Mutiara Keadilan” dari ruang sidang khususnya dalam prosesi sidang FS Cs, tak salah kiranya layak timbul pertanyaan. Kenapa lontaran ungkapan yang cukup nyaring soal harapan munculnya “Mutiara Keadilan” kok pada sidang FS Cs kali ini?
Apakah karena latar belakang dari kasus yang sedang disidangkan ini awalnya penuh rekayasa, sehingga terlontar sebuah harapan munculnya “Mutiara Keadilan” dari ruang sidang?
Disadari atau tidak, sidang FS Cs kali ini menjadi pertaruhan kredibilitas lembaga peradilan negeri ini di mata publik. Akankah hasil keputusan akhir nanti sesuai dengan harapan publik yang sangat berharap muncul mutiara keadilan atau malah sebaliknya?
Menanti munculnya “Mutiara Keadilan” dari ruang sidang bak “Menanti Hujan” dikala musim kemarau panjang. Ingatlah, ketetapan Allah SWT di atas semua rekayasa manusia.