Politikus PDIP Ruhut Ingatkan Ancaman Orang Arab Berkuasa di Indonesia?

Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Ruhut Sitompul di akun Twitter-nya membagikan video dengan narasi kakek Anies Baswedan, Abdurrahman Baswedan (AR Baswedan) telah membentuk politik identitas dengan mendirikan Persatuan Arab Indonesia atau kemudian disebut Partai Arab Indonesia (PAI).

“Ngeri ka’le ya nggak ada malu2nya terusssssss saja membalik balikkan fakta Sejarah, hati2 ya diera reformasi sekarang Rakyat Indonesia❤️tercinta sudah pada cerdas nggak bisa ribohongin lagi MERDEKA,” kata Ruhut, Jumat (26/8/2022).

Mengutip tulisan Buchory MS, Guru Besar Pasca Sarjana Universitas PGRI Yogyakarta, yang dimuat di laman arbaswedan.id, pada masa revolusi, AR Baswedan menyiapkan gerakan pemuda keturunan Arab untuk berperang melawan Belanda. Mereka yang terpilih kemudian dilatih dengan semi militer di barak-barak. Mereka dipersiapkan secara fisik untuk bertempur. Dia sendiri pernah ditahan pada masa pendudukan Jepang (1942)

Baca juga:  Politikus Demokrat: Anies-Gus Imin Ngemis ke Demokrat

Menjelang Indonesia merdeka, AR Baswedan menjadi anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Bersama para pendiri bangsa lainnya terlibat aktif menyusun UUD 1945.

Atas jasa-jasanya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi menetapkan AR Baswedan, sebagai pahlawan nasional pada November 2018. Keputusan ini tertulis dalam Keputusan Presiden Nomor 123/TK/2018, dengan pedoman Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2009 tentang Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan.

AR Baswedan juga pernah mengemban misi diplomatik ke Mesir untuk mendapatkan pengakuan de jure dan de facto atas kemerdekaan Indonesia. Berkat jasanya itu, Mesir menjadi negara pertama di dunia yang mengakui kemerdekaan Indonesia.

Baca juga:  Rezim Jokowi Berhasil Museumkan Pesawat N250 Karya BJ Habibie

Pada masa kemerdekaan, AR Baswedan sempat masuk dalam kabinet yakni sebagai Wakil Menteri Muda Penerangan RI pada Kabinet Sjahrir. Ia pernah menjadi bagian dari Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat (BP-KNIP), Anggota Parlemen, dan Anggota Dewan Konstituante.